Tak disangka, Mama tidak marah, tidak juga mengomel. Dengan lembut Mama menggandeng tangan Runi dan membimbingnya ke sofa. Melihat hal itu, Rudi tidak jadi menyelinap ke kamarnya. Dia juga ingin tahu, kenapa dia diberi nama Rudi, nama yang mirip sekali dengan kakaknya.
“Rudi, ke sini, Nak,” panggil Bu Dini.
Rudi segera berlari dan duduk di samping ibunya. Kedua anak kembar itu mengapit ibu mereka.
“Kalian tahu nama Papa dan Mama? Nama kalian berdua berasal dari singkatan nama kami, Heru dan Dini. Runi dan Rudi. Putra dan Putri untuk membedakan anak perempuan dan anak laki-laki,” kata Bu Dini.
“Ooo… Begitu, ya, Ma? Aku baru tahu. Kok, Mama baru cerita sekarang?” tanggap Runi.
“Kalian berdua dilahirkan prematur, lahir sebelum waktunya. Bayi biasanya dilahirkan pada usia kandungan 9 bulan. Kalian berdua Mama lahirkan pada usia kandungan 7 bulan. Hmmm… Mama jadi enggak sempat siapkan nama yang panjang, deh. Padahal Mama sudah beli buku nama-nama bayi,” sambung Bu Dini lagi.
“Kalau misalnya sempat, Mama mau menamakan kami siapa?” kali ini Rudi yang bertanya.
“Mama dan Papa saling berbagi tugas. Anak perempuan akan diberi nama oleh Mama. Anak laki-laki diberi nama oleh Papa,” ujar Mama.
“Berarti aku yang memberi nama Mama, ya? Mama mau memberi nama apa kepadaku?” sela Runi.
“Mama ingin memberi nama anak Mama yang cantik ini seperti nama putri-putri cantik di Negeri Dongeng. Mama juga ingin menamainya seperti nama peri yang baik hati,” jawab Mama sambil membelai rambut panjang Runi.
“Iya, Ma? Wow! Namaku seperti nama putri dan peri Negeri Dongeng. Andai saja…,” gumam Runi sambil menerawang.
“Mama pernah ingin menamai anak perempuan Mama dengan nama Nirmala, peri baik hati di majalah yang Mama baca waktu kecil,” kata Mama.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR