Runi dan Rudi baru saja pindah ke sebuah rumah tua milik Datuk. Datuk adalah kakek dari Bu Dini, ibu Runi dan Rudi. Rumah ini memiliki 17 kamar. Ada 7 kamar di lantai bawah, dan 10 kamar di lantai atas. Angka 17 mencerminkan tanggal kemerdekaan Indonesia. Ya, Datuk adalah seorang yang cinta tanah air.
“Rudi, sini ikut Datuk. Kamu pasti suka kamar yang ini,” kata Datuk sambil memegang tangan Rudi.
“Eh, tapi, aku, kan, sudah punya kamar sendiri,” sanggah Rudi.
“Di rumah ini masing-masing boleh memiliki 2 atau 3 kamar,” kata Datuk.
“O iya, benar! Di rumah ini, kan, ada 17 kamar,” sahut Rudi sambil tertawa.
Datuk berjalan tertatih-tatih menuju tangga. Biasanya Datuk berjalan dibantu dengan tongkat. Datuk sudah tidak muda lagi. Kali ini, Rudi yang menjadi tongkatnya. Rudi menuntun Datuk ke arah yang Datuk tunjukkan. Mereka menuju ke sebuah kamar di lantai 2.
Semua kamar di rumah Datuk dilengkapi dengan tempat tidur, kasur, meja, dan lemari. Demikian pula dengan kamar yang didatangi Datuk dan Rudi ini. Bedanya kamar ini memiliki lemari yang besar sekali.
“Wah, besar sekali lemarinya. Bisa untuk main petak umpet,” kata Rudi dalam hati.
“Duh, Datuk capek. Kita duduk sebentar, ya. Setelah itu, baru kita masuk dalam lemari,” ucap Datuk.
“Aku tadi berpikir lemari ini besar sekali sampai bisa untuk main petak umpet. Datuk mau main petak umpet, ya? Ha ha ha,” tanggap Rudi sambil tertawa.
Rudi masih tertawa terbahak-bahak ketika Datuk menuju lemari. Datuk berhenti sebentar untuk merogoh kunci di kantongnya. Sebuah anak kunci antik berukuran besar digunakan untuk membuka lemari besar itu. Rudi menghentikan tawanya ketika Datuk membuka kedua pintu lemari itu. Di dalam lemari itu tidak ada raknya. Yang ada adalah tangga menuju ke atas.
“Wow!” pekik Rudi kagum.
Penjelasan Lengkap Sifat Stratifikasi Sosial: Starfikasi Sosial Terbuka, Tertutup, dan Campuran
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR