Ketupat sering kali dihubungkan dengan hidangan atau sajian dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri. Bagimana sejarahnya ya?
Ngaku lepat dan laku papat
Tradisi ketupat yang dipopulerkan oleh seorang Wali Sanga, Sunan Kalijaga, ini memiliki makna yang dalam tentang ajaran Islam. Kata ‘ketupat’ atau ‘kupat’ merupakan singkatan dari Ngaku Lepat yang artinya mengakui kesalahan dan Laku Papat yang berarti empat tindakan.
Mengakui kesalahan ditandai dengan adanya tradisi sungkeman yang biasanya dilakukan dengan cara bersimpuh di hadapan orangtua sambil meminta maaf atas kesalahan yang mungkin pernah dilakukan.
Sedangkan laku papat atau empat tindakan adalah mencerminkan empat kegiatan yang dilakukan dalam perayaan Idulfitri, yaitu lebaran, luberan, leburan, dan laburan.
Makna kata lebaran
Kata lebaran berasal dari kata lebar yang berarti bahwa adanya pintu pengampunan yang terbuka lebar. Selain itu, lebaran juga dapat diartikan sebagai usai yang menandai telah berakhirnya bulan suci Ramadan.
Makna kata luberan
Luberan artinya melimpah yang dijadikan sebagai simbol ajaran sedekah. Ini dihubungkan dengan kewajiban umat muslim saat menjelang Hari Raya Idulfitri adalah dengan membayar zakat fitrah. Nah, makna zakat fitrah yang lebih dalam adalah sebuah kesempatan bagi umat Muslim untuk berbagi kepada sesama.
Makna kata leburan
Sedangkan leburan itu artinya habis atau melebur yang memiliki makna bahwa perayaan Idulfitri adalah kesempatan dimana manusia kembali menjadi fitrah. Ini makanya kenapa pada saat lebaran biasanya umat muslim akan saling memohon maaf dari kesalahan untuk meleburkan kesalahan dan dosa.
Makna kata laburan
Terakhir adalah kata laburan yang berasal dari kata labur atau kapur. Kapur di sini maksudnya adalah zat yang biasanya berguna untuk menjernihkan air atau memutihkan dinding. Kata laburan mengandung makna bahwa manusia sebaiknya senantiasa menjaga kesucian lahir dan batinnya.
Pada saat Hari Raya Idulfitri, beberapa daerah di Jawa Timur menyesuaikan dengan tradisi yang dikenalkan oleh Sunan Kalijaga, yaitu menghidangkan ketupat justru pada saat lebaran hari ke-tujuh.
Filosofi ketupat
Selain makna di atas, ketupat juga memiliki filosofi yang maknanya cukup dalam. Bagian luar ketupat terdiri dari anyaman daun yang cukup rumit, ini dapat diibaratkan dengan kesalahan yang kita miliki.
Kemudian ketupat harus dibelah agar bisa dimakan, nah pada saat ketupat dibelah maka terlihatlah bagian isi ketupat yang berwarna putih.
Ini menggambarkan hati kita yang putih dan bersih setelah sebulan berpuasa, menahan hawa nafsu, melakukan ibadah, membayar zakat fitrah, serta setelah mengakui kesalahan dan memafkan orang lain.
Hati-Hati Kandungan Gula di Minuman Manis, Bagaimana Memilih Minuman yang Tepat?
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR