Indonesia merupakan negara kepulauan, jadi tak heran kalau laut Indonesia termasuk yang terluas di dunia. Selain luas, laut Indonesia juga kaya akan keanekaragaman hayati, lo. Bahkan, beberapa makhluk hidup itu hanya ada di laut Indonesia.
Banggai cardinalfish adalah salah satu hewan cantik endemik Indonesia. Sesuai namanya, ikan ini berasal dari Pulau Banggai, Sulawesi Tengah.
Ciri umum
Banggai cardinalfish hanya tumbuh hingga 8 cm. ada beberapa ciri yang membedakan cardinalfish dari Indonesia dengan cardinalfish lainnya.
Banggai cardinalfish merupakan satu-satunya keluarga ikan cardinal yang bersifat diurnal (aktif di pagi dan sore hari). Selain itu, mereka juga termasuk ikan laut yang bersifat komunal (membentuk kelompok). Biasanya, satu kelompok terdiri dari 9 ekor ikan.
Banggai cardinalfish ini cukup unik, karena yang memiliki tugas untuk memelihara telurnya adalah sang jantan, bukan betina. Selain itu, mereka juga memilihara anaknya di dalam mulut (mouthbrooder). Unik, kan? Mirip dengan ikan mujair.
Tempat atau habitat
Ikan ini bisa kita temukan di kedalaman 1,5 – 2,5 meter. Biasanya, mereka hidup di terumbu karang, padang lamun, atau daerah pasir terbuka dengan keadaan air yang tenang. Selain di tempat itu, ikan ini juga biasanya ditemukan pada bulu babi, anemone laut, dan karang bercabang.
Banggai cardinalfish yang ditemukan di sekitar anemon laut biasanya ikan yang masih muda. Nah, kalau ikan yang sudah dewasa biasanya ditemukan di antara bulu babi, karang bercabang, bintang laut, hydrozoa, dan akar prop mangrove.
Dulunya… ikan ini ditemukan dalam jumlah yang terbatas di Kepulauan banggai, Sulawesi Tengah. Menurut data yang didapatkan dari mongabay.co.id, penyebaran ikan ini hanya 2,4 juta, padahal luas geografis tempatnya mencapai 5.500 km persegi.
Selain di Banggai, ikan ini juga ditemukan di daerah pelabuhan Luwuk, Selat Lembeh (Sulawesi Utara), dan Secret Bay (Bali). Akan tetapi, penemuan itu masih dalam jumlah kecil. Konon, penemuan ikan di lokasi lain ini, karena penyebaran yang dilakukan oleh pedagang hias akuarium pada tahun 2000.
Ikan akuarium
Ikan dengan nama latin Pterapogon kauderni ini terkenal sebagai ikan akuarium (untuk dipelihara). Oleh karena itulah, beberapa lembaga, seperti balai budidaya air laut Ambon, melakukan pembudidayaan Banggai cardinalfish untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Akan tetapi, permintaan pasar yang terus meningkat tidak bisa dipenuhi oleh lembaga tersebut. Akhirnya, penangkapan Banggai cardinalfish di alam liar pun masih marak. Padahal, jumlah ikan pemakan palnktonik, demersal, dan organism bentik ini sudah terbatas.
Selain penangkapan oleh manusia, ikan ini juga menghadapi ancaman predator laut, seperti lionfish (Pterois spp.), kerapu sarang lebah (Epinephelus merra), ikan buaya (Cymbacephalus beauforti), moray (moncong nebolusa), dan stonefish (Synanceia horrida).
Masa bereproduksi
Saat masa bereproduksi tiba, pasangan ikan akan membangun sebuah wilayah pijahan, beberapa meter dari kelompok utamanya. Saat telur telah keluar, ikan jantan akan menjaga telur-telur tersebut di dalam mulutnya. Ukuran telur Banggai cardinalfish hanya 2,5 milimeter.
Setelah menetas, anak-anaknya akan tetap berada di dalam mulut induk jantan dalam waktu yang tak bisa ditentukan.
Banggai cardinalfish juga termasuk ikan laut yang masa hidupnya cukup pendek, yakni sekitar 4 tahun (di penangkaran) dan 1-2 tahun di alam liar.
Ikan ini sudah diusulkan masuk ke dalam daftar ikan yang dilindungi oleh beberapa ahli. Namun, hingga saat ini, usulan tersebut belum terwujud.
Wah… semoga saja Banggai cardinalfish, ikan cantik endemik Indonesia ini tidak sampai punah, ya!
Foto: mongabai.co.id
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR