Di daerah gurun pasir Meksiko, hiduplah dua orang kakak beradik, Miguel dan Carla. Mereka tinggal bersama kedua orang tua mereka dan Nenek Laura yang sangat mereka sayangi.
Suatu hari Miguel dan Carla berjalan-jalan ke padang gurun. Di gurun itu, banyak terdapat pohon kaktus yang sedang berbunga. Bunga-bunga kaktus yang terkena sinar matahari terlihat indah. Di antara semua pohon kaktus yang ada, Miguel melihat sebuah pohon kaktus yang sangat besar. Bunganya terlihat berbeda dengan bunga kaktus yang lain. Miguel dan Carla mendekati pohon itu untuk melihatnya lebih jelas.
"Wah.. indah sekali," kata Carla. "Aku belum pernah melihat pohon kaktus dengan bunga seindah ini."
"Ya," jawab Miguel, "Warnanya jingga kemerahan seperti lidah api yang menyala-nyala. Kelopaknya juga sangat lebar."
Setiba di rumah, Miguel dan Carla menceritakannya kepada orang tua dan nenek mereka. Nenek Laura sangat tertarik mendengar cerita mereka. Nenek memiliki banyak koleksi tumbuhan kaktus yang dipeliharanya dengan sangat baik.
"Nenek ingat. Waktu seumur kalian, Nenek juga pernah melihat pohon kaktus yang bunganya indah seperti yang kalian lihat itu," cerita Nenek Laura, "Dan bunga itu tidak pernah tumbuh lagi sampai hari ini. Kalian sangat beruntung bisa melihat bunga kaktus itu. Nenek berharap bisa melihatnya sekali lagi."
"Nek, kami akan mengajak Nenek melihat bunga kaktus itu besok. Nenek bisa melihatnya lagi," kata Miguel.
"Maafkan Nenek, anak-anak. Tapi Nenek sudah terlalu tua untuk bisa berjalan ke padang gurun yang jauh itu." Nenek Laura terlihat sedih mengenang masa kecilnya.
Miguel dan Carla juga merasa sedih, karena Nenek Laura tidak bisa ikut bersama mereka melihat kaktus itu. Saat itu, mereka sedang duduk di dekat lukisan Navarro yang mereka lukis sendiri. Navarro adalah keledai mereka. Tiba-tiba Carla mendapat ide.
"Miguel, bagaimana kalau kita melukiskan bunga kaktus itu untuk Nenek Laura?" tanyanya.
"Wah, itu ide yang sangat bagus! Aku yakin Nenek Laura pasti bahagia," kata Miguel senang.
Esok harinya, Miguel dan Carla menceritakan rencana mereka kepada Ibu. Ibu merasa senang, dan segera menyiapkan bekal untuk anak-anaknya.
Source | : | Dok. Majalah Bobo / Folkore |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR