Australia punya banyak binatang unik. Bahkan, beberapa diantaranya masuk ke dalam binatang paling mematikan di Australia.
Ada binatang apa saja, ya? Berikut adalah 5 binatang yang paling mematikan di Australia!
Ubur-ubur kotak (box jellyfish) ini hidup di pantai bagian utara Australia. Sesuai namanya, hewan ini berbentuk kotak dengan tentakel yang panjang. Binatang ini sangat aktif di bulan Oktober – Mei.
Sengatan ubur-ubur kotak bisa menyebabkan rasa sakit yang cukup kuat. Bahkan, sengatannya bisa menyebabkan kematian hanya dalam waktu lima menit. Jika tersengat ubur-ubur kotak, kita harus keluar dari air. Setelah itu, siramkan cuka pada luka sengatan. O iya, jangan lupa untuk menghubungi ambulans supaya luka sengatnya bisa diperiksa.
Ular inland taipan
Ular berwarna hitam kecokelatan ini hidup di pedalaman gurun pasir Australia. Namun, kadang, ular ini juga bisa ditemukan di daerah yang dekat pantai. Ular ini sangat berbahaya! Racun dari satu gigitannya bisa membunuh 100 orang. Mengerikan, ya!
Meski berbahaya, belum pernah ada manusia yang meninggal karena ular ini. Namun kita harus tetap hati-hati! Jika melihat ular ini, kita tidak boleh bergerak. Kenapa? Karena ular memiliki penglihatan dan pendengaran yang jelek. Jadi, kemungkinan besar ular tidak akan mengetahui keberadaan kita jika kita tidak bergerak.
Ular cokelat eastern
Namanya memang ular cokelat, tetapi beberapa ular jenis ini punya warna lain selain cokelat. Orang yang tidak kenal dengan ular ini mungkin akan kesulitan untuk mengenalinya. Ular ini hidup di kawasan Pantai Timur Australia.
Ular ini sering ditemukan di perumahan, jadi cukup banyak memakan korban. Jika terkena gigitan ular, segera ikat bagian di sekitar gigitan itu. Jadi, racunnya tidak akan menyebar ke bagian tubuh yang lain. Setelah itu, segera hubungi ambulans supaya kamu bisa dibawah ke rumah sakit dan menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Laba-laba funnel-web
Penglihatan Mulai Buram? Ini 3 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Mata Minus pada Anak-Anak
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR