Mendengar kata berondong jagung atau popcorn identik dengan camilan saat menonton film. Pernahkah kamu berpikir bagaimana proses biji jagung berubah menjadi popcorn? Ternyata ada rahasia di balik pembuatannya, lo, hmm… kira-kira apa ya?
Tahapan Proses Letupan Popcorn
Sudah banyak penelitiaan yang dilakukan berdasarkan fisik popcorn,salah satunya adalah yang dilakukan oleh dua peneliti asal Prancis yang bernama Emmanuel Virot dan Alexandre Pnomarenko. Kedua peneliti ini melakukan percobaan untuk mengetahui rahasia dari bunyi letupan yang terjadi saat membuat popcorn. Mereka juga mempelajari secara terperinci tentang proses biji jagung menjadi popcorn.
Dalam percobaannya, mereka memakai kamera dengan kecepatan tinggi. Kamera ini dapat merekam 2.900 gambar/detik. Wow! Dengan kamera itu, mereka dapat mengamati proses terbentuknya biji jagung menjadi popcorn di dalam oven. Suhu 10 derajat celsius ditambahkan secara bertahap setiap 5 menit.
Saat suhu sudah menjadi 100 derajat celsius, maka bagian lembab yang ada di dalam jagung berubah menjadi uap air. Namun ketika suhu dinaikkan lagi hingga mencapai 180 derajat celsius, tekanan di dalam jagung semakin keras hingga kulit jagung pun pecah.
Nah, saat proses itu lah biji jagung terlihat seperti sedang berakrobat. Biji jagung melompat dan meletup-letup karena adanya pelebaran zat tepung hingga terbentuk serpihan putih.
Lalu popcorn akan berputar, melayang di udara, dan akhirnya serpihan putih tadi menyelimuti seluruh biji jagung. Ukuran popcorn menjadi dua kali lebih besar dari sebelumnya. Rangkaian proses pembentukan popcorn ini terjadi hanya dalam waktu seperlimabelas detik, lo.
Fakta Bunyi “Pop”
Bunyi “pop” yang dihasilkan selama proses pembuatan popcorn tidak terjadi saat biji jagung melompat, seperti yang dikira selama ini, lo. Bunyi itu justru terjadi di awal sekali. Kedua peneliti tadi menyimpulkan, bahwa bunyi letupan itu terjadi saat melepaskan uap air dari dalam biji jagung.
Itulah rahasia singkat seputar letupan popcorn yang sering kita lihat. Apakah Teman-teman tertarik untuk mengamati prosesnya?
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR