Pada tahun 1655 di Amerika, tinggal seorang tukang roti bernama Pak Baas dengan istrinya. Roti buatan Pak Baas sangat enak. Sampai-sampai penduduk seberang sungai pun tahu. Hari itu menjelang Tahun Baru. Pak Baas akan membuat roti tahun baru yang lezat untuk dijual.
Seperti biasa, banyak orang berdatangan untuk membeli kue. Tak terasa hari sudah menjelang sore. Pak Baas pun segera menutup tokonya. Namun kemudian datang seorang nenek penyihir berpakaian aneh.
Nenek itu berkata, "Mmm..., permisi... Saya ingin beli kue tahun baru satu lusin."
Pak Baas segera mengambilkan kue untuk nenek penyihir itu.
"Ini, Nek, kuenya," kata Pak Baas.
Namun si nenek menggerutu, "Saya kan minta satu lusin. Ini cuma dua belas kue. Saya minta satu lagi."
Pak Baas kemudian menjelaskan, kalau satu lusin itu berjumlah 12 kue. Akan tetapi si nenek penyihir meminta satu kue lagi. Pak Baas jadi jengkel.
"Pergilah dari sini! Mintalah kue pada hantu-hantu jahat di luar sana!" usir Pak Baas.
Si nenek penyihir merasa marah dan sedih karena tidak mendapat kue tahun baru. Ia pun pergi meninggalkan toko.
Ah... Pak Baas kesal sekali hari ini. Setibanya di rumah ia menceritakan kejadian di toko pada istrinya. Ibu Baas hanya tersenyum. Dengan sabar ia berkata, "Sudahlah Pak. Bagaimana kalau tahun baru ini kita sediakan kue lebih untuk para pembeli." Pak Baas cemberut mendengar perkataan istrinya,
"Enak saja. Nanti kita rugi. Pokoknya tidak ada kue lebih untuk mereka!" Wah, pelit sekali Pak Baas!
Esoknya Pak Baas kembali membuat kue dan membuka tokonya. Akan tetapi terjadi hal-hal aneh. Tiba-tiba saja uang
Pak Baas dari penjualan kuenya hilang. Tempat memanggang kuenya meledak. Peralatan membuat kuenya juga rusak. Kejadian itu berulang terus sampai akhimya toko kue Pak Baas menjadi rugi. Pak Baas kebingungan. Kemudian ia mengingat-ingat, apakah ia pernah berbuat sesuatu yang membuatnya tertimpa sial.
"Aaaaa.. .jangan-jangan karena perkataanku pada si nenek. Apakah dia itu penyihir?" Tiba-tiba saja terdengar suara tawa halus di dekat Pak Baas.
"Hi...hi itulah hukuman dari kami, hantu-hantu tahun baru. Akibat kau berlaku tidak baik pada perayaan tahun baru. Sekarang kau harus minta maaf pada penyihir malang itu."
Setelah suara itu menghilang, ternyata si nenek sihir sudah berada di hadapan Pak baas.
Dengan muka cemberut ia berkata, "Aku mau membeli kue tahun baru satu lusin."
Kali ini Pak Baas bergegas mengambilkan 13 kue tahun baru dan berkata,
"Nah, ini Nek satu lusin kue tahun baru. Dan maafkan saya, Nek...." Si Nenek mengambil kue sambil tersenyum.
Lalu ia berkata pelan, "Kutukanku sekarang sudah berakhir... Sekarang berjanjilah padaku, untuk seterusnya satu lusin kue itu akan tetap berjumlah 13!"
Pak Baas mengangguk. Sebelum pulang, nenek itu berkata, "Ingatlah, suatu saat nanti, angka 13 akan menjadi keramat dan menyebar ke seluruh dunia. Dan semua orang akan mengingat aku....hihhi..."
Sumber: Arsip Bobo. Diceritakan kembali oleh Sarah
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR