Ibu-ibu kurcaci datang ke rumah Pak Tobi. Mereka meminta ramuan penambah selera makan untuk anak-anak mereka. “Anak kami kurus-kurus,” ujar mereka.
KUSSUSANI
Oki Salah Sangka
Pak Tobi Tabib segera mengambil ramuan penambah selera makan.
Namun, ketika diberikan, “Huekh! Bau dan tidak enak!” seru para kurcaci. Mereka tidak mau meminumnya.
KUSSUSANI
Oki Salah Sangka
Untunglah Nirmala datang. Ia membawa tart cokelat untuk Pak Tobi. “Campurkan saja ramuan itu di tart ini,” saran Nirmala.
“Wah, kau memang pandai, Nirmala!” puji Pak Tobi.
KUSSUSANI
Oki Salah Sangka
Kurcaci-kurcaci itu memakan tart itu dengan lahap. Mereka tidak tahu tart itu telah ditaburi ramuan penambah selera makan. Oki melihat dari jauh. Ia salah sangka.
KUSSUSANI
Oki Salah Sangka
“Huu, Pak Tobi pelit! Aku tidak dibagi tart cokelat!” gerutu Oki. Ia lalu masuk lewat pintu dapur.
“Akan kuhabiskan tart ini! Hihihi… makanya jangan pelit padaku!” Wah, nakalnya Oki.
KUSSUSANI
Oki Salah Sangka
Tak lama kemudian, “Aduuh, kenapa aku jadi tambah lapar?” Oki heran. Ia segera mencari makanan di lemari makan Pak Tobi.
Oki menghabiskan makanan Pak Tobi!
KUSSUSANI
Oki Salah Sangka
“Nirmalaaa, toloong…” teriak Oki kemudian. Nirmala dan Pak Tobi bergegas menuju dapur. “Nirmala… perutku sakit… kenyang…” kata Oki memelas. Pak Tobi melihat tart yang sudah habis. “Hahaha… kau kebanyakan makan ramuan penambah selera makan yang ada di dalam tart itu,” tawa Pak Tobi. Ow, Oki baru mengerti. Ternyata itu bukan sembarang tart. Ah, Oki salah sangka, sih!
KOMENTAR