"Eeh... Pak Win juga punya rahasia. Non juga janji tidak akan cerita pada siapa-siapa, ya," ucap Pak Win.
Nana menganggukserius.
Dengan sedih Pak Win mulai bercerita bahwa Prita sudah meninggal. Prita memang agak nakal. Ia suka memanjat pohon mangga, walau sudah dilarang oleh ibunya. Suatu hari Prita jatuh dari pohon mangga sehingga dibawa ke rumah sakit. Sayang, jiwanya tak tertolong. Bapak dan Ibu Budianto sangat sedih. Mereka lalu pindah ke Magelang danmeninggalkan semua mainan Prita di gudang. Karena setiap kali melihat mainan Prita, mereka sangat sedih.
Pak Win bercerita bahwa ia juga pernah melihat Tia menangis. Yaitu ketika Prita dibawa ke rumah sakit. Namun, peristiwa aneh itu tidak ia ceritakan pada Bapak dan Ibu Budianto. Sebab ia yakin mereka tidak akan percaya apda ceritanya.
“Tia kini memiliki pemilik baru. Rupanya Tia takut kehilangan pemiliknya lagi. Itu sebabnya ia menangis jika Non Nana berbuat nakal,” ucap Pak Win panjang lebar.
Nana mengangguk mengerti.
“Pantas Tia menangis waktu aku jatuh dari pohon. Tia juga menangis waktu aku jatuh di kamar mandi. Rupanya Tia takut kehilangan aku,” ujar Nana.
Nana kemudian memeluk Tia erat-erat.
"Tia, Nana berjanji tidak akan nakal lagi. Nana tidak akan membuat Tia menangislagi," janji Nana pada Tia.
Air mata Pak Win menetes, karena terharu mendengar janji Nana. Seperti Tia, Pak Win juga tidak ingin lagi kehilangan majikan kecilnya.
Sejak saat itu, Nana memang tidak nakal lagi. Ia selalu mendengar nasihat Mama dan Papa. Mama dan Papa Nana heran sekali melihat perubahan sikap Nana. Namun, rahasia tentang Tia hanya diketahui oleh Nana dan Pak Win.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vanda Parengkuan.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR