Bendera merah putih yang dikibarkan pada Proklamasi 17 Agustus 1945 disebut Bendera Pusaka. Bendera Pusaka tersebut tak lagi dikibarkan dan disimpan di Monumen Nasional (Monas). Bagaimana kisah Bendera Pusaka yang menjadi simbol lahirnya negara Indonesia? Di antara 5 kisah berikut ini banyak yang belum tahu bahwa Bendera Pusaka tersebut pernah dibongkar dan dijahit kembali dengan mesin jahit.
1. Buah Karya Ibu Fatmawati
Bendera Pusaka Merah Putih dibuat oleh Ibu Fatmawati (istri Bung Karno). Ibu Fatmawati menjahit bendera pada tengah malam dengan menggunakan benang dan jarum jahit setelah Bung Karno datang dari Rengasdengklok, Jawa Barat, pada tengah malam 15 Agustus 1945.
2. Ukuran Bendera Pusaka
Ukuran asli Bendera Pusaka Merah Putih sampai sekarang masih simpang siur. Beberapa sumber menyebut bendera tersebut berukuran 274 cm x 196 cm, 274 cm x 178 cm, 275 cm x 182 cm,dan 276 cm x 200 cm.
3. Kain Bahan Bendera Pusaka
Kain bahan Bendera Pusaka Merah Putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati juga masih menimbulkan tanda tanya. Ada yang bilang, kain yang digunakan untuk membuat Bendera Pusaka adalah kain wol kualitas terbaik dari Inggris yang merupakan koleksi pribadi Ibu Fatmawati. Namun, ada sumber lain yang mengatakan kain bahan Bendera Pusaka merupakan kain katun Jepang. Kain tersebut berasal dari seorang Jepang bernama Hitoshi Shimizu. Shimizu mendapatkan kain putih dan merah tersebut dari gudang Jepang di daerah Pintu Air, Jakarta Pusat. Lalu, Shimizu menyerahkan kain tersebut kepada Chairul Basri untuk diberikan kepada Ibu Fatmawati.
4. Jahitan Pernah Dibongkar
Jahitan Bendera Pusaka Merah Putih buah tangan Ibu Fatmawati pernah dibongkar oleh H. Mutahar, sehingga kain merah dan putihnya terpisah. Hal itu terpaksa dilakukan untuk melindungi Bendera Pusaka Merah Putih agar tidak ketahuan dan disita tentara Belanda.
Seperti dapat kita baca dalam buku sejarah, sejak 21 Juli 1947 tentara Belanda kembali ingin menguasai Indonesia. Sejumlah pemimpin ditangkap. Bung Karno diasingkan ke Parapat, lalu dipindah ke Muntok. Sedangkan Bung Hatta diasingkan ke Bangka.
Pada pertengahan Juni 1948, H. Mutahar mendapat perintah dari Bung Karno untuk menyerahkan Bendera Pusaka ke tempat pengasingannya di Bangka. Sebelum diserahkan, lembaran kain merah dan putih tersebut dijahit kembali dengan mesin jahit pinjaman seorang istri dokter.
5. Bendera Pusaka Disimpan di Monas
Bendera Pusaka Merah Putih dikibarkan hingga pada tahun 1968. Oleh karena kondisinya yang sudah mulai rapuh dan takut semakin rusak, maka pemerintah membuat duplikatnya. Duplikat Bendera Pusaka Merah Putih tersebut sering disebut Sang Merah Putih.
Bendera Pusaka Merah Putih dulu disimpan di Istana Merdeka. Namun, sejak 20 Mei 2007, Bendera Pusaka Merah Putih disimpan di Monumen Nasional (Monas).
Bendera Pusaka Merah Putih disimpan di dalam kotak kaca dengan cara dilipat, lalu diletakkan dalam kotak kaca tebal 2 cm dengan bingkai kuningan ukuran 5 x 5 x 0,5 meter.
Konon, kondisi Bendera Merah Merah Putih saat ini terdapat sobekan di dua ujung. Pada ujung berwarna putih terdapat sobek berukuran 12 cm x 42 cm, dan pada ujung warna merah terdapat sobek berukuran 15 cm x 47 cm.
Namun, mulai 12 Agustus 2017, pola penyimpanan Bendera Pusaka Merah Putih tak lagi dilipat, tetapi dibentangkan dalam lemari panjang yang dilapisi kaca anti peluru setebal 12 cm. Selain itu kelembabannya diatur supaya tidak cepat rusak.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR