Penuh semangat, ketiga anak beaver itu bergegas turun ke sungai. Betapa menyenangkan! Membangun sarang sendiri!
Basil berenang paling depan dan mengamati tepian sungai itu. “Kita pasti berhasil. Ayo, kita mulai dengan membangun bendungan!”
“Ayo, ayo!” seru kedua adiknya bersemangat. “Bendungan, bendungan!”
“Ayo, kita akan menebang pohon birch bersama-sama”.
“Oh, ayo, kita tebang pohon masing-masing, Basil, “ seru Wiggle si beaver anak kedua.
Mereka bertiga lalu mulai menebang tiga pohon kecil. Tiba-tiba, Basil melihat apa yang sedang dilakukan Nicky.
“Hei, Nicky, si beaver badut! Kamu harus menggigiti batang pohon di sisi yang lain, supaya pohonnya bisa jatuh ke sungai!”
Nicky marah karena dipanggil badut. Ia langsung berbaring di kaki pohon birch dan merajuk.
“Ya, sudah!” teriaknya. “Kalau aku badut, aku tidak perlu bekerja. Aku akan bermain lempar bola saja di sini, lalu tidur-tiduran, dan bermimpi!”
“Nicky, aku hanya bercanda,” bujuk Basil. “Pekerjaanmu bagus. Hanya gigitanmu salah arah saja. Ayo, aku akan membantumu!”
Nicki bangun pelan-pelan dan mengikuti Basil. Basil menunjuk sisi pohon yang harus digigit.
“Kalau kau gigit di sini, pohon akan jatuh ke sungai,” tunjuk Basil. Ia dan Nicky lalu mulai menggigiti sisi pohon itu bersama-sama.
Source | : | (Dok. Majalah Bobo / Fabel) |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR