Taman Proklamasi terletak di jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Dulunya merupakan rumah tinggal Bung Karno dengan alamat jalan Pegangsaan Timur nomor 56. Tapi sekarang rumah itu sudah tidak ada lagi.
Di halaman rumah inilah Bung Karno membacakan naskah proklamasi didampingi Bung Hatta, pada tanggal 17 Agustus 1945.
Di tempat Bung Karno berdiri saat membaca naskah proklamasi itu, kini berdiri sebuah tunggu peringatan yang diberi nama Tugu Petir. Disebut Tugu Petir karena di atas tugu itu ada lambang petir. Dipilih lambang petir karena peristiwa proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia itu berlangsung sangat cepat dan mendadak, bagai petir. Meski begitu, gemanya menggelegar ke seluruh dunia.
Tak jauh dari situ, ada Monumen Proklamasi yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 17 Agustus 1980. Monumen Proklamasi berupa patung Bung Karno dan patung Bung Hatta yang berdiri berdampingan. Posisi dan gaya patung berukuran besar itu persis seperti yang ada dalam foto dokumentasi, ketika mereka membaca naskah proklamasi. Di tengah-tengah dua patung proklamator itu terdapat patung naskah proklamasi yang terbuat dari lempengan berwarna hitam. Susunan dan bentuk tulisan mirip dengan naskah ketikan aslinya.
Sebagai latar belakang kedua patung itu, terdapat 17 “sirip” yang mengartikan tanggal 17. Sirip terpanjang yang berada di tengah, tingginya 8 meter. Artinya bulan kedelapan, bulan Agustus. Di antara sirip-sirip itu ada pundak-pundak sebanyak 45 buah sebagai simbol tahun 1945.
Selain Tugu Petir dan Monumen Proklamasi, di sana juga ada Tugu Proklamasi. Tugu Proklamasi ini diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1946. Tugu ini merupakan peringatan ulang tahun pertama kemerdekaan R.I.
Taman seluas 4 hektar ini teduh, indah, bersih, dan terawat baik. Di sekelilingnya ada jogging track. Di depan Monumen Proklamasi ada pelataran yang luas. Taman ini banyak pengunjungnya, terutama pada hari libur. Selain untuk jalan-jalan, ada juga yang datang untuk berolahraga. Apakah kamu pernah berkunjung ke sini?
Penulis | : | Aan Madrus |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR