Pangeran terbangun. Ia sangat terkejut karena tiba-tiba sudah berada di tengah hutan.
“Kenapa aku bisa ada di sini?” tanya Pangeran sambil memegang kepalanya. Ia duduk diam sebentar untuk mengingat peristiwa yang terjadi sebelumnya.
“Ah iya!” kata Pangeran sambil mengingat apa yang terjadi sebelumnya.
Malam itu Pangeran pulang berkeliling dari rumah-rumah rakyatnya. Sampai di tengah jalan, ia dihadang oleh banyak sekali perampok. Pangeran yang hanya ditemani satu pengawal kewalahan untuk melawan. Para perampok itu menyemprotkan suatu gas yang membuat kepala jadi sangat pusing ketika gas itu terhirup. Akhirnya … ia tidak ingat lagi apa yang terjadi dan tiba-tiba sudah terbangun di sini.
Pangeran berjalan-jalan di sekitar hutan yang ia tidak kenali itu. Ia merasa tidak pernah mendatangi bagian hutan ini sebelumnya.
Krioookk….
Tiba-tiba suara perut pangeran terdengar. Ia sangat lapar. Namun, di tengah hutan tidak boleh makan sembarangan karena bisa jadi itu buah beracun.
Tak lama berjalan, pangeran mencium aroma lezat sekali. Rasa laparnya membuat pangeran mencari-cari asal aroma lezat itu. Ia berjalan ke timur, semakin lama aromanya semakin jelas tercium. Semakin lama, kawasan hutan yang dilewatinya semakin terang.
Sampailah pangeran di sebuah rumah berwarna merah muda yang indah sekali. Ada suara nyanyian dan beberapa alat dapur yang digunakan. Suara yang merdu.
Halaman rumah ini sangat indah, ada banyak bunga-bunga. Saat pangeran berjalan semakin mendekat, semakin mendekat, pintu rumah terbuka.
Seorang wanita cantik terkejut sekali melihat seorang pangeran datang. Matanya terbuka lebar, nyanyiannya berhenti.
“Pangeran….” kata wanita cantik itu.
“Mengapa kamu mengetahui namaku?” tanya pangeran.
“Siapa yang tidak mengenal Pangeran. Perkenalkan saya Shira,” kata wanita itu.
“Nama yang indah. Shira… apakah kau tahu aku sedang di mana? Aku ingin kembali ke istana,” kata Pangeran.
Shira memasang wajah terkejut. Benar juga. Tidak ada satu pun rakyat maupun penghuni istana yang bisa masuk ke bagian hutan ini. Mengapa pangeran bisa tiba-tiba ada di sini?
“Pangeran, mohon maaf. Aku tidak bisa memberi tahu kau sedang di mana. Ini adalah tempat yang memang tak pernah dikunjungi oleh siapapun yang tinggal di kerajaan mana pun,” jawab Shira.
Pangeran tak mengerti. Bagaimana mungkin ada tempat seperti itu. Pangeran kembali menatap Shira. Ia takjub karena Shira seperti berbisik dengan kupu-kupu yang ada di sekitarnya.
“Sekarang kalian panggil tiga pembawa pesan, supaya Pangeran bisa pulang,” bisik Shira pada kupu-kupu dan mereka pun terbang.
“Siapa tiga pembawa pesan?” tanya Pangeran penasaran.
“Tiga kupu-kupu yang rumahnya di dekat gerbang,” jawab Shira sambil tersenyum.
“Kupu-kupu? Kau bicara dengan kupu-kupu,” kata Pangeran heran.
“Silahkan masuk, Pangeran,” kata Shira.
Di dalam rumah kecil Shira, semuanya serba kupu-kupu. Mulai dari hiasan dindang, hiasan meja, dan banyak ornamen lainnya.
“Apa kau suka kupu-kupu Shira?” tanya pangeran.
“Hihihihi, aku juga kupu-kupu,” jawab Shira.
Pangeran hanya diam tak mengerti.
Pangeran melihat ada tiga ornamen kupu-kupu di dinding.
“Shira, apakah ini pembawa pesan yang kau maksud?” tanya Pangeran.
“Wah cerdas sekali! Pangeran, tiga kupu-kupu di dinding itu adalah penanda pembawa pesan. Jika ada pesan yang ingin disampaikan kepadaku, penanda di dinding itu akan bersinar. Semalam, ia sempat bersinar, sepertinya memang ada pesan yang ingin disampaikan,” kata Shira.
Ajaib… Hanya itulah yang ada di pikiran pangeran.
“Shira, apakah teman kupu-kupumu bisa membantuku kembali ke istana?” tanya pangeran.
Shira mengangguk sambil tersenyum. Walaupun ia masih ragu, bagaimana cara keluar dari negeri kecil ini.
Bersambung
Cerita: Putri Puspita
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR