“Mengapa kamu mengetahui namaku?” tanya pangeran.
“Siapa yang tidak mengenal Pangeran. Perkenalkan saya Shira,” kata wanita itu.
“Nama yang indah. Shira… apakah kau tahu aku sedang di mana? Aku ingin kembali ke istana,” kata Pangeran.
Shira memasang wajah terkejut. Benar juga. Tidak ada satu pun rakyat maupun penghuni istana yang bisa masuk ke bagian hutan ini. Mengapa pangeran bisa tiba-tiba ada di sini?
“Pangeran, mohon maaf. Aku tidak bisa memberi tahu kau sedang di mana. Ini adalah tempat yang memang tak pernah dikunjungi oleh siapapun yang tinggal di kerajaan mana pun,” jawab Shira.
Pangeran tak mengerti. Bagaimana mungkin ada tempat seperti itu. Pangeran kembali menatap Shira. Ia takjub karena Shira seperti berbisik dengan kupu-kupu yang ada di sekitarnya.
“Sekarang kalian panggil tiga pembawa pesan, supaya Pangeran bisa pulang,” bisik Shira pada kupu-kupu dan mereka pun terbang.
“Siapa tiga pembawa pesan?” tanya Pangeran penasaran.
“Tiga kupu-kupu yang rumahnya di dekat gerbang,” jawab Shira sambil tersenyum.
“Kupu-kupu? Kau bicara dengan kupu-kupu,” kata Pangeran heran.
“Silahkan masuk, Pangeran,” kata Shira.
Di dalam rumah kecil Shira, semuanya serba kupu-kupu. Mulai dari hiasan dindang, hiasan meja, dan banyak ornamen lainnya.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR