Di rumah Ina
Ibu dan Ina juga sibuk membuat kue di dapur. Mereka membuat kue pai. Jika di rumah Rudi semuanya begitu sederhana, di rumah Ina, bisa dikatakan semuanya ada dan mewah. Namun, mereka berdua tetap membuat kue sendiri.
“Ina, mau kau berikan untuk siapa kue pai ini?” tanya Ibu.
“Untuk Rudi, Bu. Rudi membantu Rina belajar sampai bisa mengerjakan ulangan matematika kemarin. Padahal, Ina sering kesulitan matematika,” kata Ina begitu bersemangat.
Ibu menjawab Ina dengan senyuman.
“Kalau nanti Rudi tidak memberikanmu kue bagaimana?” tanya Ibu menggoda Ina.
“Hmmm.. tidak apa-apa Bu. Ina, kan, memang ikhlas memberi kue untuk Rudi,” jawab Ina.
“Wah, Ibu bangga dengan Ina!” kata Ibu.
---
Sampailah pada hari yang ditunggu yaitu berbagi kue kebahagiaan. Selain memberi kue, anak-anak diminta untuk memberi kartu ucapan yang ditulis sendiri yang berisi semangat atau doa. Rudi dan Ina sudah siap dengan semua itu.
“Ina, ini aku buat kue untuk kamu. Yah, kue serabi yang jika dibeli murah meriah, tapi ini aku dan ibu buat sendiri, Na. Semoga bahagia,” kata Rudi sambil menyerahkan kue yang ia buat.
“Ina juga buat kue untuk Rudi. Ini kue pai. Semoga bahagia,” kata Ina.
Kelas begitu semarak. Semua anak saling memberi dan menerima kue dari sahabat. Semuanya tersenyum dan ceria. Dapat atau tidak dapat kue bukanlah masalah, yang penting kita sudah berbagi kue kebahagiaan.
Cerita: Putri Puspita
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR