Shira membuka pintu rumahnya. Tiga ekor kupu-kupu yang sangat indah langsung masuk dan terbang di sekitar Pangeran yang sedang minum teh. Pangeran terlihat bingung dengan para kupu-kupu itu.
“Tidak perlu bingung Pangeran. Mereka adalah El, Sa, Ra. Tiga kupu-kupu pembawa pesan yang menjadi sahabatku,” jawab Shira.
Pangeran hanya mengangguk dan matanya tetap mengikuti para kupu-kupu yang terbang mengelilingi kepalanya. Tak lama kemudian ketiga kupu-kupu itu mendekat ke telinga Shira, seperti membisikkan sesuatu. Sekarang, mata pangeran menatap ke Shira.
“Pangeran, sepertinya ada yang ingin membuatmu celaka. El mengatakan kalau seseorang membawamu kemarin malam dan meninggalkanmu begitu saja di hutan,” kata Shira.
“Bagaimana ciri-ciri orang tersebut Shira?” tanya Pangeran.
Sekarang giliran, Sa yang membisikkan sesuatu di telinga Shira. “Kata Sa, orang itu menggunakan kuda hitam dan bertopeng. Ia juga membawa pedang,” kata Shira.
“Hmm… iya, itu sama persis seperti orang-orang yang menghadangku kemarin malam. Namun, untuk apa mereka melakukan itu padaku?”
Tak ada satu pun kupu-kupu yang berbisik ke telinga Shira. Semuanya terdiam.
“Apapun itu, sepertinya aku harus sampai dengan cepat ke istana,” kata Pangeran.
“Baik Pangeran, El dan Sa akan menemanimu dan menunjukkan jalan untuk pulang,” jawab Shira.
“Lalu Ra?” tanya Pangeran.
“Ra akan mengambil jalan lebih dulu untuk melihat apakah aman untuk dilalui,” jawab Shira.
Pangeran mengangguk. Ia menghabiskan sisa teh di dalam cangkirnya. Shira berbicara sesuatu pada El, Sa, dan Ra, tiga kupu-kupu pembawa pesan. Ia berharap mereka berhati-hati dan bisa kembali pulang dengan selamat.
Melihat Shira berbincang dengan kupu-kupu, Pangeran jadi teringat bahwa ia tak bisa melakukan itu. Bagaimana caranya ia mengerti apa yang dikatakan El, Sa, dan Ra?
“Shira, maaf….” kata Pangeran.
“Pasti bingung cara berkomunikasi dengan tiga kupu-kupu pembawa pesan, kan?” tanya Shira. Pangeran mengangguk.
“Minumlah madu ini, maka kau akan bisa berbicara dengan El, Sa, Ra, dan semua kupu-kupu dalam waktu satu hari. Jadi, sebelum hari berganti, aku harap, kau sudah sampai di istana,” kata Shira.
Pangeran meminum madu yang diberikan Shira. Rasanya manis tetapi berbeda dengan yang pernah ia rasakan sebelumnya. Rasanya membuat mata terpejam. Ketika pangeran membuka mata, ia melihat kupu-kupu itu tersenyum. Pangeran mengusap matanya, tetapi ia tetap melihat senyum para kupu-kupu.
“Hai Pangeran, aku Ra. Aku akan memulai perjalananku lebih dulu. Nanti kedua saudaraku, El dan Sa, akan berjalan bersamamu.
“Baik Ra, kau sangat pemberani,” kata Pangeran.
Ra pun terbang keluar dari rumah.
“Pangeran, mohon memejamkan matamu sekarang, kita mulai perjalanannya,” kata Shira.
“Shira, sebelumnya aku ingin berterima kasih telah menolongku bahkan sampai aku kembali ke istana,” kata Pangeran. “Bolehkah aku datang kemari lagi suatu saat nanti?” tanya Pangeran.
Shira mengangguk dan tersenyum.
Pangeran memejamkan mata, El dan Sa terbang di sekitar kepala Pangeran. Shira mengayunkan setangkai bunga saktinya.
Criiiing……
Pangeran, El, dan Sa menghilang dari rumah Shira.
“Semoga Pangeran sampai dengan selamat,” kata Shira.
---
Pangeran membuka mata. Ia sekarang sedang berada di tengah hutan, sama seperti saat ia terbangun kemarin. Ia masih tidak percaya dengan segala hal yang ia alami.
“Pangeran, kita harus berjalan ke arah Barat,” kata El. Pangeran mengangguk.
Mereka melalui hutan yang cukup lebat. Beberapa kali Pangeran tergores duri. Namun, saat itu juga Sa memintanya mengoleskan luka itu dengan madu, dan seketika luka itu hilang. Semakin lama semakin ajaib.
“Apakah tak ada hewan lain selain kupu-kupu di hutan ini?” tanya Pangeran.
“Hutan ini luas, pasti ada hewan lain, tetapi di bagian lain dari hutan,” kata Ra.
“Kenapa kalian tidak bergabung dengan mereka?” tanya Pangeran.
“Dulu kami diburu. Jika kami tetap tinggal dengan mereka, maka hal itu akan mencelakakan hewan lainnya. Jadi, kami terbang sejauh mungkin dan sampailah kami di sini,” jawab El.
Pangeran mengangguk dan mengerti. Para kupu-kupu memang berhati lembut.
“Sebentar, aku mendengar pesan dari Ra,” kata Sa.
Mereka menepi sebentar, bersandar di sebuah pohon. “Pangeran, di depan ada beberaoa orang bekuda yang mirip dengan orang yang membawamu semalam ke hutan ini. Kita harus berhati-hati,” kata Sa.
Pangeran mengangguk. Mereka melanjutkan perjalanan dengan langkah yang lebih pelan. Beberapa saat kemudian ada derap langkah kuda. Pangeran bersembunyi di balik pohon.
“Kau sudah pastikan Pangeran tersebut tidak akan kembali ke istana?” kata seseorang bertopeng.
“Sudah, ia tak mungkin bisa kembali,” jawab yang lain.
“Baiklah, malam ini kita akan layangkan ancaman ke istana agar kita dapat uang yang banyak. Hahaaha!”
Mendengar hal itu, Pangeran begitu marah. “Jangan marah Pangeran, kita harus sampai ke istana lebih cepat dari mereka. Hal itu bisa menyelamatkan istana,” kata El.
Benar juga kata El. Lebih cepat sampai di istana adalah cara yang paling tepat. Namun, bagaimana caranya? Para perampok itu menggunaka kuda, sedangkan pangeran hanya berjalan kaki.
“Aku mendengar pesan dari Ra,” kata El.
“Aha! Kata Ra, kita bisa sampai lebih cepat lewat jalan pintas. Namun, jalan pintas itu harus melewati sungai yang berarus deras.
“Tidak apa-apa. Mari kita lewat sana sekarang!” kata Pangeran,
Mereka pun melanjutkan perjalanan. Beradu cepat dengan para perampok. Pangeran tidak hanya berjalan, tetapi sampai berlari. Begitu pula dengan El dan Sa. Mereka mengepakkan sayap lebih cepat.
Sampailah mereka di sebuah sungai yang alirannya deras sekali. Namun, dari sungai itu, istana sudah terlihat. Artinya, istana sudah tak jauh lagi darisana.
“Ra… itu Ra…,” kata Sa.
Benar juga, dipinggiran sungai itu sudah ada Ra. Namun, mereka bingung agar pangeran bisa melewati sungai tersebut.
“Tenang Pangeran, aku sudah meminta teman-temanku berbaris untuk membantumu lewat. Tak lama kemudian, datanglah banyak sekali buaya. Mereka langsung berbaris rapi membentuk jalan di sepanjang sungai. Pangeran yang awalnya takut, menjadi takjub.
“Lewatlah sekarang,” kata Ra. “Berlarilah agar lebih cepat,” tambah Ra.
Pangeran mengangguk. Ia segera berlari di barisan buaya tersebut. “Terima kasih Buaya, terima kasih,” kata Pangeran sesampainya di seberang sungai.
“Berlarilah lewat jalan yang paling terang. Aku sudah memasang petunjuk cahaya disana,” kata Ra.
“Lari Pangeran, lari.. lari,” kata El dan Sa.
Pangeran berlari sangat kencang agar sampai di istana sebelum para perampok masuk.
---
“Pangeran kalian telah kami tahan. Serahka harta yang kalian miliki di istana ini,” kata salah seorang perampok.
Raja hanya tertawa karena sebelumnya ia telah bertemu dengan Pangeran.
“Pangeran siapa yang kalian tahan?” jawab Pangeran sambil menemui para perampok tersebut. Semuanya terkejut dan bersiap untuk kabur dari istana.
Namun, Raja telah menyiapkan pasukan untuk menangkap mereka.
“Masukkan mereka ke penjara!” kata Raja.
Semua perampok pun dihukum di dalam penjara karena kejahatan yang telah mereka perbuat.
Tamat
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR