Oki dan Yakui sedang bermain. Tiba-tiba Yakui melihat gumpalan asap di kejauhan. Yakui segera membuka buku Cara Membaca Pesan Asap. “Asyiik, pamanku dari desa di gunung itu akan datang,” seru Yakui gembira. Oki kagum.
KUSSUSANI
Pesan Asap
“Waaah, aku juga mau belajar cara baca pesan asap!” Diam-diam dia mengambil buku Yakui. Oki membaca buku itu. “Untuk membuat pesan asap, hanya diperlukan api dan selimut!” Oki bergegas pergi ke istana. Lalu menyelinap ke ruang penyimpanan permadani.
KUSSUSANI
Pesan Asap
Di halaman belakang istana, Oki membuat api unggun. “Permadani harus menahan asap, agar asap membentuk awan…”
Oki membaca buku. Permadani lalu ia dekatkan ke api.
KUSSUSANI
Pesan Asap
Oooh, tapi permadani terlalu dekat ke api. Akibatnya jadi terbakar. “Aaaa… toloong…” teriak Oki panik.
Nirmala mendengarnya. Ia segera mengayunkan tongkat, “Sim salabim!”
KUSSUSANI
Pesan Asap
Permadani terbang melayang ke kolam istana. Byuuur… Api langsung mati. Tapi, ujung permadani sudah terbakar.
“Waduh, aku bisa dimarahi Ratu,” Oki ketakutan.
KUSSUSANI
Pesan Asap
“Makanya, jangan suka mencuri buku orang,” ujar Yakui yang tiba-tiba datang.
“Maafkan aku…” Oki merasa bersalah. “Ayo, ke rumah nenekku. Nenekku pandai menenun,” ajak Yakui.
KUSSUSANI
Pesan Asap
Nenek Yakui memperbaiki tenunan permadani yang terbakar. Permadani itu kembali indah. Oki lega.
Sebagai ucapan terima kasih, Oki membantu nenek Yakui menenun.
(Cerita:Vanda P/ Ilustrasi: Iwan Darmawan)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
20 Contoh Kalimat dengan Kata Berantonim, Materi Bahasa Indonesia
KOMENTAR