“Rupanya Bapak sedang menunggu seseorang?” tanya Detektif Polan lagi.
“Bukan menunggu seseorang, tapi kereta barang,” sahut mereka.
”Menurut kabar yang kami terima, akan ada kereta barang yang lewat di sini siang ini. Tapi sudah sore begini kereta itu belum juga datang,” keluh mereka.
“Mungkin sebentar lagi, Pak,” kata Detektif Polan.” Siapa tahu bannya kempis di tengah jalan, jadi perlu ditambal dulu.”
Kemudian ia berdiri. Mengangkat keranjang pikulannya dan berkata, “Saya jalan dulu, Pak.”
Detektif Polan melanjutkan perjalanannya sambil bersiul-siul. Siul itu sebagai tanda bagi polisi-polisi yang membuntutinya dari belakang. Air yang diberikannya pada penjahat-penjahat tadi rupanya telah dicampur dengan obat tidur. Alam beberapa menit lagi penjahat itu akan jatuh tertidur. Sehingga polisi-polisi itu mudah meringkus mereka.
Menjelang senja, Detektif Polan tiba di tempat tujuan. Diserahkannya barang kiriman Saudagar Badu kepada alamat yang dituju.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Kemala P.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR