Malam itu Runi dan Rudi mengikuti Datuk ke perpustakaan. Datuk berjanji akan bercerita pada mereka. Kedua anak yang berjalan di samping Datuk itu penasaran melihat kotak hitam yang ada di tangan Datuk.
“Datuk, biar aku saja yang membawakan kotaknya!” ujar Runi.
“Jangan! Biar Datuk saja,” larang Datuk.
“Datuk tidak percaya padaku, ya?” sungut Runi.
“Bukan begitu. Kotak ini sudah sangat tua. Lihat saja, kain pembungkusnya sudah ada yang sobek,” hibur Datuk lembut.
Runi pun kembali ceria. Ia segera menyiapkan bantal-bantal empuk di sofa tempat Datuk biasanya duduk untuk bercerita. Sebelum duduk di sofa, Datuk mengambil 2 buah album foto dari rak.
“Rudi, tolong bawakan, ya!” pinta Datuk.
“Siap, Datuk! Kotaknya mau sekalian aku bawakan?” tanya Rudi.
“Kalau kotak ini, biar Datuk yang bawa,” elak Datuk.
“Baiklah!” sahut Rudi.
Datuk membuka salah satu album foto itu. Di dalamnya tertempel beberapa foto hitam putih. Ada yang ukurannya kecil seperti pas foto, ada juga yang besar. Letaknya agak berantakan.
“Nah, malam ini Datuk mau bercerita tentang saudara-saudara Datuk. Foto-foto ini Datuk sendiri yang menempelkannya di album ini,” ujar Datuk.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR