“Ya, karena kamu serakah dan mengambil lebih dari satu buah harta peri, kamu dihukum dengan menjadi Bukit Kelam penjaga harta peri. Sementara aku, Bukit Kelam yang tadi kau gelitik, kembali menjadi manusia. Aku sudah insyaf, tidak akan serakah lagi. Yihaaaa!” kata si pemuda tampan sambil melompat pergi.
Apa boleh buat, Pangeran Serakah pun menjadi semakin muram dan kelam, sendirian menjaga harta karun peri akibat keserakahannya.
***
Cerita di atas ini diceritakan nenekku kepadaku waktu aku mengunjunginya di Pontianak. Kupikir cerita itu betulan, ternyata bukan. Ini cerita karangan nenekku saat aku mau mengambil kue mangkuk lebih dari satu padahal sepupu-sepupuku yang lain belum kebagian. Nenekku memang suka memberi nasihat lewat cerita.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Pradikha Bestari.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR