Paman Kikuk , Husin , dan Asta sedang berjalan-jalan. Mereka melewati toko keramik. Tiba-tiba, Paman Kikuk berhenti. “Kebetulan, aku mau beli wadah penyimpan payung!” kata Paman Kikuk. Dia segera masuk ke toko.
KUSSUSANI
Pecah Berarti Membeli
“Pecah berarti membeli!” gumam Paman Kikuk sambil menatap tulisan besar yang tertempel di rak toko itu.
Guk, guk! Terdengar suara Asta. Astagaaa… Paman Kikuk langsung celingukan mencari Asta.
KUSSUSANI
Pecah Berarti Membeli
Ya ampun, Asta sedang mengibas-ngibaskan ekornya di dekat guci! “Asta, jangan bergerak!” teriak Paman Kikuk.
Suaranya menarik perhatian pengunjung lain. Paman Kikuk membawa Asta ke sudut ruangan.
KUSSUSANI
Pecah Berarti Membeli
“Asta, ingat ya! Kau di sini saja. Jangan sampai kau menyentuh keramik-keramik ini!” tegas Paman Kikuk pada Asta.
“Sudah Paman, biar aku yang jaga Asta. Paman cari wadah payung saja!” sahut Husin.
KUSSUSANI
Pecah Berarti Membeli
Paman Kikuk segera memilih wadah payung yang hendak dibelinya. Dia memasukkan payungnya ke wadah-wadah keramik itu.
Srett, tiba-tiba payungnya menyenggol vas keramik di rak hingga nyaris jatuh.
KUSSUSANI
Pecah Berarti Membeli
“Oh, tidaaak!” teriak Paman Kikuk. Dia berusaha menangkap vas yang jatuh itu.
Hup! Paman Kikuk berhasil menangkap vas itu. Tetapi, o-ow… kakinya menendang rak lain.
KUSSUSANI
Pecah Berarti Membeli
Gubrak! Praaang! Rak yang berisi keramik-keramik itu jatuh menimpa Paman Kikuk.
Isinya berjatuhan dan pecah berserakan. “Astagaa, keramikku pecah semua!” teriak pemilik toko panik.
KUSSUSANI
Pecah Berarti Membeli
“Bapak tau, kan, peraturan di toko ini?!” marah pemilik toko. “Iya, pecah berarti membeli…” sahut Paman Kikuk lemas.
Hiks, berapa ya, harga yang harus dibayarnya untuk mengganti keramik sebanyak itu?
(Cerita : Dwi P./ Ilustrasi : Sabariman R.)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Rumusan Pancasila dari 3 Tokoh Bangsa, Apa Saja?
KOMENTAR