“Katakan, itu adalah batang pohon!” bisik Beruang lagi memohon.
Si Petani mengatakan demikian. Namun, Rubah kembali pura-pura bertanya sambil mengaum seram,
“Kalau itu batang pohon, kau pasti akan mengikatnya di gerobak. Aku akan melihatnya dari dekat. Grauuum... ”
“Cepat ikat aku di gerobakmu, sebelum Singa mendekat!” mohon Beruang. Ia lalu tengkurap di dalam gerobak. Petani pun mengikatnya.
Rubah lalu datang. Ia mengguncang kepala Beruang dari belakang.
“Hmm, batang pohon yang besar dan aneh. Jika ini memang batang pohon asli, pastilah tidak akan bergerak bila aku gelitik.”
Rubah mengambil sebatang ranting berdaun, lalu menggelitik ketiak Beruang. Beruang kegelian tetapi berusaha tidak begerak. Rubah buru-buru mendorong gerobak berisi Beruang yang masih tengkurap dan tak bergerak itu ke tengah hutan.
Saat Rubah kembali, ia langsung menagih janji Petani.
“Petani, sekarang berikan aku dua ekor ayam, seperti yang telah kau janjikan. Dan tambahkan delapan ekor ayam sebagai bonus, karena aku sudah membawa Beruang ke tengah hutan. Kalau tidak, akan kubawa si Beruang kembali ke sini!”
Rubah ini mulai serakah. Tadi minta dua, sekarang sepuluh ekor ayam, pikir Petani kesal. Setelah berpikir sejenak, ia berkata, “Baiklah, ayo, ikut ke gubukku!”
Setiba di gubuknya, Petani itu membuka pintu depan. Seketika itu, seekor anjing yang sangat besar melompat ke arah Rubah. Rubah itu berlari tunggang langgang.
Petani tertawa terbahak-bahak hingga meneteskan air mata. Berkat kecerdikannya, ia selamat dari Beruang dan Rubah. Sementara itu, Beruang dan Rubah sangat senang karena mereka selamat dan baik-baik saja.
Dok. Majalah Bobo/Fabel
Source | : | (Dok. Majalah Bobo / Fabel) |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR