“Jangan khawatir, aku akan kembali bersamamu,” kata Paman Nauma, “Serahkan saja aku kepada Raja Feliks. Tapi, kau akan tetap menjadi satu-satunya tuanku. Itu karena kau adalah satu-satunya orang yang baik kepadaku yang pernah kutemui dalam seribu tahun ini.”
Paman Nauma membantu Volya untuk pulang. Mereka mengarungi lautan, melewati tanah yang luas, melewati Hutan Hitam, dan kembali ke istana Raja Feliks.
Raja Feliks sangat terkejut melihat Volya kembali dengan cepat. Apalagi ia kembali dengan tangan kosong. Volya dengan yakin berkata kepada Raja Feliks, “Rajaku yang Mulia, aku telah pergi ke tempat aku-tidak-tau-di mana dan telah membawakanmu aku-tidak-tau-benda apa itu. Aku telah memenuhi semua permintaanmu!”
“Ya, Volya tidak bohong!” kata suara Paman Nauma.
“Jika kau memang ada, bawalah Katya yang cantik itu ke hadapanku!” perintah Raja Feliks pada Paman Nauma.
Seketika itu juga, Katya yang cantik sudah berdiri di samping Volya.
“Dan sekarang, bawalah Volya ke sisi dunia yang paling jauh, sehingga ia tidak pernah bisa kembali!” teriak Raja Feliks.
Pada saat Raja Feliks menyelesaikan kalimatnya, ia sendiri menghilang dari tempat itu. Begitu juga dengan penasihatnya yang berdiri di sisinya.
“Sekarang mereka sudah berada di sisi dunia yang paling jauh, dan tidak akan pernah kembali ke sini!” kata suara Paman Nauma.
Kini, negeri itu tidak memiliki raja. Rakyat negeri itu lalu memilih Volya yang baik hati sebagai raja. Volya berterimakasih pada Katya yang selalu menolongnya. Ia mengajak Katya untuk tinggal di istana juga. Katya sangat gembira, sebab Volya bagaikan kakak pelindungnya.
Sesekali, Volya dan Katya berkunjung ke hutan. Mereka mengenang tempat pertama kali bertemu, sebagai seorang pemburu dan seekor merpati putih. Sementara itu, Paman Nauma dengan setia melayani mereka.
(Tamat)
Teks: Adaptasi Dongeng Rusia / Dok. Majalah Bobo
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR