Apakah teman-teman pernah menonton film tentang seseorang yang sedang bertualang atau tersesat di gurun pasir? Saat cuaca panas terik, mereka berjalan sambil menahan haus menyusuri padang gurun.
Dari kejauhan, mereka pun melihat sumber air, lalu segera mendekatinya. Namun, tahukah teman-teman apa yang terjadi? Sumber air itu tidak ada, yang mereka lihat hanya pasir! Lalu, apa yang sebenarnya mereka lihat tadi, ya?
Pembelokan Cahaya
Kondisi seperti itu ternyata disebut fatamorgana. Fatamorgana merupakan kejadian yang biasa terjadi di gurun pasir, yaitu padang luas tanpa rumput atau air yang menerima sinar matahari.
Pada siang hari, permukaan bumi biasanya akan panas. Oleh sebab itu, udara di permukaan pasir otomatis lebih panas dari udara di atasnya. Nah, tapi kepadatan udara panas lebih rendah dibandingkan dengan kepadatan udara yang lebih dingin. Karena adanya perbedaan kepadatan itu, cahaya yang tadinya lurus menjadi berbelok di atas permukaan tanah.
Baca juga : Gurun Pasir di Indonesia
Fenomena Ilusi
Jadi, fatamorgana itu adalah fenomena ilusi atau penglihatan yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Inilah kenapa seseorang seolah-olah melihat kumpulan air, padahal sesungguhnya ahanya pantulan dari langit yang terjadi karena pantulan sinar matahari yang berbelok.
Baca juga : Cara Unta Bertahan Hidup di Gurun Pasir
Apakah Fatamorgana Hanya Terjadi di Gurun pasir?
Fatamorgana bisa dialami siapa saja, meski sedang berada di tempat lain dan bukan berada di padang pasir. Misalnya saja saat kita berada di jalan yang beraspal pada siang hari, sewaktu matahari sedang bersinar dengan teriknya.
Cuaca panas ini membuat jalan beraspal yang hitam itu menjadi sangat panas. Nah, jalanan aspal yang panas kemudian akan menyebarkan panas sehingga udara di sekitarnya menjadi sangat panas.
Udara panas di siang hari pada aspal akan memantulkan bayangan langit biru dan awan bergelombang, sehingga kita seolah melihat kolam berisi air.
Bertemu Karakter Favorit di Doraemon Jolly Town MARGOCITY, Apa Saja Keseruannya?
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR