Baru-baru ini, penyakit difteri melanda di beberapa derah di Jawa Barat, Indonesia. Ratusan orang sudah terkena dampaknya, baik anak-anak maupun orang dewasa. Sebenarnya difteri ini penyakit apa, ya?
Penyakit yang Menyerang Selaput Lendir dan Tenggorokan
Difteri merupakan infeksi bakteri yang menyerang selaput lendir dan tenggorokan. Bakteri penyebab difteri ini bisa menghasilkan racun yang merusak jaringan pada manusia, terutama bagian hidung dan tenggorokan. Untuk mencegah difteri, kita perlu mendapatkan vaksin terlebih dahulu.
Baca juga : Penyakit yang Sering Muncul di Musim Hujan
Penularan Difteri
Nama bakteri yang menyebabkan penyakit difteri adalah Corynebacterium. Bakteri ini menyebarkan penyakit lewat partikel di udara, benda-benda pribadi, serta peralatan rumah tangga yang sudah tercemar.
Jika kita tidak sengaja menghirup udara dari batuk atau bersin orang yang terkena penyakit ini, maka kita juga bisa tertular difteri. Ini adalah media yang paling cepat menyebarkan penyakit, apalagi saat berada di tempat yang ramai.
Baca juga: Cara Mencegah Penyakit Tidak Menular
Kita juga bisa terkena penyakit ini dari benda-benda pribadi yang sudah tercemar oleh bakteri Corynebacterium. Menyentuh luka yang sudah terinfeksi juga bisa membuat kita terkena bakteri Corynebacterium.
Tanda-tanda dan Gejala Penyakit Difteri
Penyakit ini banyak tersebar di negara-negara berkembang yang angka vaksinasinya masih rendah. Difteri dapat dialami siapapun, baik usia muda maupun tua.
Ciri-ciri mereka yang menderita penyakit difteri:
Tenggorkan yang dilapisi selaput terbal berwarna abu-abu
Terkena radang tenggorokan dan serak
Kelenjar di leher membengkak
Masalah pernapasan dan sakit saat menelan
Terdapat cairan pada hidung dan ngiler
Demam dan menggigil
Batuk yang keras
Perasaan tidak nyaman
Terjadi perubahan pada penglihatan
Bicara yang melantur
Kulit pucat dan dingin, berkeringat, serta jantung berdebar cepat
Nah, jika teman-teman mengalami tanda-tanda dan gejala seperti yang di atas, kita bisa mengajak orang tua untuk segera berkonsultasi ke dokter. Ini untuk memastikan apakah kita benar terkena difteri atau tidak.
Bagi siapapun yang terkena penyakit ini, semoga segera sembuh dan wabah difteri ini dapat teratasi dengan baik!
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR