Styrofoam sering digunakan sebagai wadah makanan yang harganya murah. Warnanya putih bersih. Bentuknya bisa bermacam-macam. Tak heran kalau banyak yang menggunakannya. Tahukah teman-teman, si putih ini dapat mencemari lingkungan?
Ringan dan Murah
Produk berwarna putih ini sebenarnya bernama expandable polystyrene foam (EPS). Untuk membuatnya, butiran-butiran kecil polimer polystyrene dipanaskan dengan bahan kimia sampai mengembang 50 kali lipat dari volume awal. Setelah didinginkan, polimer itu dimasukkan dalam cetakan sesuai bentuk yang diinginkan. Ada yang menjadi kotak makanan, cangkir, pelindung alat elektronik, dan lain-lain. Bobotnya sangat ringan karena 95% bagiannya terdiri dari udara. Biaya pembuatannya pun murah.
Nama Merk
Ketika dijual ke masyarakat, produk ini menggunakan merk Styrofoam. Produk ini langsung terkenal dan digunakan di seluruh dunia tak lama setelah ditemukan pada tahun 1940-an. Orang lebih mengenal mereknya daripada nama bahannya. Kira-kira seperti pasta gigi yang lebih dikenal dengan sebutan odol, cairan putih penutup tulisan dikenal dengan tip ex. Karena itulah produk ini dikenal dengan nama styrofoam.
Mencemari Lingkungan
Makin lama, styrofoam makin banyak digunakan. Harganya yang murah membuat orang tidak merasa sayang untuk membuangnya. Sampah yang berasal dari styrofoam makin lama makin banyak. Saat itulah baru diketahui kalau styrofoam tidak mudah terurai, sama seperti plastik. Sampah dari styrofoam mencemari lingkungan dan tidak dapat didaur ulang. Kalau sampai terbuang ke laut, akan membahayakan makhluk-makhluk penghuni lautan yang mengiranya sebagai makanan. Selain mencemari lingkungan, bahan styrofoam yang terkena panas bisa memicu penyakit kanker, lo.
Di negara kita, styrofoam masih sering digunakan. Kita dapat menguranginya dengan membawa wadah makanan kita sendiri.
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR