Bobo.id – Lain tempat lain pula budaya menyambut hari Natal. Seperti di Flores, Nusa Tenggara Timur, sudah menjadi tradisi memainkan meriam bambu setiap tahun menjelang Natal.
Suaranya sangat mirip seperti ledakan bom sehingga kadang-kadang membuat orang panik, apalagi orang-orang pendatang yang tidak tahu tradisi ini.
Tradisi meriam bambu ini dilakukan oleh hampir seluruh warga di Pulau Flores, terutama di kampung-kampung yang banyak anak-anak.
Biasanya meriam bambu ini dibunyikan selama masa Adven sampai hari raya Natal, bahkan sering juga sampai Tahun Baru.
Dalam ajaran Katolik, masa Adven yang berlangsung selama 4 minggu merupakan masa-masa pertobatan untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus.
Kembang Api
Meriam bambu itu sebenarnya merupakan bentuk tradisional dari kembang api. Minyak tanah dan abu gosok dimasukkan ke dalam bambu melalui lubang kecil di ujung belakang. Lalu api dinyalakan di lubang itu dan segeralah keluar asap dari lubang tersebut dan dari lubang di ujung depan.
Setelah 10 menit, bambu mulai panas. Masukkan lagi api ke lubang kecil itu dan duar! Suara ledakan pun terdengar.
Tanda Orang Meninggal
Sebenarnya pada zaman dulu, meriam bambu ini digunakan sebagai tanda orang meninggal. Masyarakat Flores pada waktu itu akan tahu kalau ada orang yang meninggal lewat ledakan meriam bambu ini.
Jarak antarkampung sangat jauh dan jalanan yang sulit dilewati menyebabkan pesan hanya bisa disampaikan lewat tanda dan suara kencang.
Namun sekarang, teknologi sudah canggih. Di Flores pun banyak orang yang sudah menggunakan ponsel sehingga warga antarkampung bisa menerima kabar lewat ponsel.
Tradisi meriam bambu ini akhirnya dipertahankan oleh warga, bukan untuk tanda kematian, tapi untuk menyambut hari Natal dan Tahun Baru.
Kalau di tempatmu, ada tradisi apa?
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR