Bobo.id – Saat ada banyak PR yang belum diselesaikan, beberapa di antara kita pasti ada yang panik dan stres.
Saat stres, kesehatan dan otak kita akan terganggu. Ternyata, tak hanya manusia yang bisa stres, burung juga bisa stres, lo!
Pemangsa
Burung akan mengalami stres saat ada pemangsa yang mendekatinya. Stres ini biasanya dialami oleh anak burung yang belum bisa terbang.
Stres mereka akan semakin besar, jika pemangsa datang saat ibu mereka tidak ada di dalam sarang. Kasihan, ya!
Stres karena ancaman pemangsa ini bisa bertahan lama pada burung. Dibutuhkan waktu yang cukup lama, supaya mereka bisa tenang seperti semula.
Baca Juga: Inilah Burung yang Tidak Bisa Terbang
Suara
Burung merupakan hewan yang bisa terbang. Suara yang dikeluarkan oleh alat-alat manusia, rata-rata menyebar lewat udara.
Suara yang berkeliaran di udara itu (suara kendaraan, suara mesin pabrik, dan suara-suara lainnya) juga bisa membuat burung stres, lo!
O iya, suara bising yang terus-menerus meningkat, juga bisa mengganggu pendengaran burung, hingga 90 persen.
Baca Juga: Untuk Apa Burung Berkicau?
Kesehatan
Stres bisa mengganggu kesehatan manusia. Burung juga sama. Saat stres, mereka akan mengalami gangguan kesehatan.
Pada anak burung, stres bisa menyebabkan bulu dan tubuhnya tidak tumbuh dengan baik. Jika sudah begitu, kemampuan mereka pun akan berkurang.
Jika kemampuan mereka berkurang, kemungkinan untuk hidup di alam liar pun akan semakin kecil. Hal ini bisa menyebabkan populasi burung berkurang.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Polusi suara memang tidak bisa dihindar. Namun, kita bisa membantu menguranginya dengan cara menanam pohon dan merawatnya.
Pohon yang besar bisa menahan suara bising yang berasal dari kendaraan bermotor dan mesin pabrik, lo! Jika pohonnya banyak, suara bising yang bisa diredam pun semakin banyak.
Selain bisa meredam suara bising, pohon juga bisa menjadi sumber makanan dan tepat tinggal bagi para burung.
Semoga makin banyak orang yang sadar, kalau burung dan hewan-hewan lain juga bisa stres karena suara bising mesin buatan manusia.
Sumber: Kompas.com/Resa Eka Ayu Sartika, Foto: pixabay.com
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR