Bobo.id – Bunglon adalah hewan yang bisa mengubah warna kulitnya. Beberapa waktu lalu, para ilmuwan menemukan satu fakta baru, yakni tulang bunglon bisa mengeluarkan cahaya.
Di Bawah Sinar UV
Bunglon punya tulang yang sedikit menonjol di kepalanya.
Saat terkena sinar UV, tulang itu akan mengeluarkan cahaya.
Tulang yang bisa mengeluarkan cahaya itu hanya ditutupi oleh kulit tipis.
Karena tipis, cahaya dari tulang pun akan memancar mengenai kulit bunglon.
Saat terkena cahaya dari tulang, kulit bunglon pun akan mengeluarkan cahaya neon berwarna kebiruan. Sangat unik!
Fluoresensi
Tulang bunglon bisa mengeluarkan cahaya karena mengandung zat fluoresensi.
Fluoresensi adalah zat yang bisa menyerap cahaya dan memantulkannya kembali.
Berkat zat ini, tulang bunglon bisa menyerap cahaya UV dan memantulkannya menjadi cahaya neon berwarna kebiruan.
Selain bunglon, ada beberapa hewan lain yang bisa melakukan hal ini. Hewan-hewan itu adalah kalajengking, karang, dan ubur-ubur.
Baca Juga: Warna Bunglon Berubah Sesuai Suasana Hati
Kepala dan Seluruh Badan
Para ilmuwan melakukan penelitian kepada ratusan spesies bunglon.
Hasilnya, kebanyakan bunglon hanya punya zat fluoresensi di tulang kepalanya.
Namun, ada juga bunglon yang punya zat fluoresensi di seluruh tulangnya.
Contohnya adalah bunglon daun cokelat (Brookesia superciliaris) dan bunglon panther (Furcifer pardalis). Kedua bunglon ini berasal dari Madagaskar.
Baca Juga: Inilah 6 Perbedaan Bunglon dan Iguana
Jantan dan Betina
Bunglon jantan dan betina, sama-sama punya zat fluoresensi di tulangnya.
Namun, zat fluoresensi di tulang bunglon jantan lebih banyak, daripada bunglon betina.
Jadi, bunglon jantan bisa mengeluarkan cahaya lebih banyak, daripada bunglon betina.
O iya, bunglon adalah reptil pertama yang diketahui memiliki zat fluoresensi di dalam tubuhnya.
Kotak Fakta:
1. Ada dua hal yang bisa membuat makhluk hidup mengeluarkan cahaya, yakni zat fluoresensi dan zat bioluminescence. Kedua zat ini terlihat sama, namun sebenarnya berbeda.
2. Cahaya yang dikeluarkan kunang-kunang, jamur, dan makhluk hidup di laut dalam berasal dari zat bioluminescence.
Sumber: livescience, Foto: David Pro?tzel (ZSM/LMU) melalui livescience dan Creative Commons - Brian Gratwicke
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR