Mita memicingkan matanya. Ia melihat Alia adik Amanda, melintas di depan pintu pagar. Ada pita kuning muda di kuncirnya. Mita berlari ke arah pagar, namun Alia sudah menjauh. Mita terpaku menatap pita di rambutnya. Setengah berlari, ia kemudian menuju kamar. Mita mengecek kotak perhiasannya. “Oh, masih ada!” serunya, lalu meraih gulungan pita di kotak.
Pita itu berwarna kuning lembut. Ada gambar boneka yang tersenyum lebar dengan warna hijau terang. Pita itu oleh-oleh Tante Tania yang berkunjung saat liburan sekolah. “Pita ini keluaran terbaru. Pasti belum beredar di sini! Jadi, hanya kamu yang punya, Mita”! kata Tante Tania ketika itu.
Mita melepas gulungan pita indah itu. Seketika dahinya mengerenyit. Pita itu tak sepanjang sebelumnya. Seseorang telah mengguntingnya.
“Masa, sih, Manda?! Masa, sih, Alia?!” gumam Mita tak percaya. Seingatnya, ia tak pernah menunjukkan pita itu kepada Amanda dan Alia. Tetapi, kedua kakak beradik itu biasa bermain di kamarnya.
“Ah, aku harus selidiki dulu, tak boleh sembarangan menuduh!” gumam Mita.
Mita bergegas mengambil sepeda. Dikayuhnya sepeda menuju pertokoan Merdeka yang tak jauh dari rumah. Satu demi satu toko aksesoris di pertokoan itu dimasukinya. Tak satu pun toko menjual pita seperti miliknya. Akhirnya, Mita pun pulang sambil bertanya-tanya. Di mana Alia mendapakan pita kuning tadi?
Sepeda Mita bergerak menuju rumah Amanda. Kebetulan, teman sekolahnya itu sedang bermain di teras. Amanda menyapa, “Hai, Mita, Main boneka, yuk!”
Mita mendekat dan memeluk sebuah boneka Amanda. “Tadi, aku lihat Alia lewat rumahku. Dia memakai pita kuning,” kata Mita.
“Itu pita baru. Belinya, sih, sudah seminggu lebih di Pertokoan Merdeka. Kamu mau beli juga?”
“Aku sudah punya,” sahut Mita. Hatinya mulai deg-degan. “Aku tadi sudah pergi ke semua toko aksesoris. Tapi, tak ada pita seperti itu.”
Amanda mengangkat alisnya. “Kenapa beli lagi? Katamu sudah punya.”
“Hilang,” jelas Mita. “Mm, maksudku hilang setengah. Padahal, Tante Tania memberiku panjang banget. Katanya, di kota ini belum ada yang jual.”
Penjelasan Lengkap Sifat Stratifikasi Sosial: Starfikasi Sosial Terbuka, Tertutup, dan Campuran
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR