Bobo.id – Sebentar lagi Imlek, ikan bandeng pun dijual di mana-mana.
Yap, bandeng merupakan ikan khas Imlek.
Selain menyimpan banyak duri, bandeng juga menyimpan beberapa fakta, lo!
Fakta 1 – 800 Tahun Lalu
Ikan bandeng sudah dibudidayakan sejak 800 tahun lalu.
Ikan bandeng pertama kali dibudidayakan di Filipina.
Setelah itu, cara membudidayakan ikan bandeng pun menyebar ke Tiongkok dan Indonesia.
Saat ini, Indonesia menjadi salah satu negara penghasil ikan bandeng terbesar, lo!
BACA JUGA: 3 Hal Ini Jadi Ciri Khas Kota Semarang
Fakta 2 – Chanidae
Ikan bandeng termasuk ke dalam keluarga chanidae.
Keluarga chanidae punya beberapa anggota keluarga.
Namun, semuanya telah punah, jadi hanya ikan bandeng yang tersisa di keluarga chanidae.
BACA JUGA: Sate Bandeng, Kuliner Khas Banten
Fakta 3 – Lahir di Laut
Jika waktu bertelur telah tiba, induk bandeng akan pergi ke laut.
Induk bandeng biasanya menyimpan telurnya di sekitar terumbu karang.
Saat menetas, anak bandeng akan hidup di laut selama 2 – 3 minggu.
Setelah itu, anak bandeng akan pindah ke rawa air asin atau danau air asin.
Di tempat itulah, anak bandeng akan tumbuh menjadi bandeng dewasa.
BACA JUGA: 8 Ikan yang Tidak Boleh Dikonsumsi
Fakta 4 – Jutaan Butir Telur
Anak bandeng baru dikatakan dewasa kalau usianya sudah 5 tahun.
Bandeng yang berusia 5 tahun sudah bisa bertelur.
Induk bandeng bisa mengeluarkan 3 – 4 juta butir telur.
BACA JUGA: Pindang Bandeng, Makanan Khas Imlek
Fakta 5 – Imlek di Jawa
Saat Imlek, warga Tionghoa biasanya makan ikan, karena dianggap sebagai pembawa rezeki lebih.
Namun, tidak semua warga Tionghoa memakan ikan bandeng.
Warga Tionghoa yang memakan bandeng di saat Imlek, hanya warga Tionghoa di Pulau Jawa.
Warga Tionghoa di pulau lain, seperti Palembang tidak makan bandeng di saat Imlek.
Warga Tionghoa di pulau lain biasanya makan ikan jenis lain.
Itulah 5 fakta seputar ikan bandeng, ikan khas Imlek. Adakah di antara Teman-teman yang suka ikan bandeng?
Foto: Bambang Tetuko
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR