Bobo.id - Apakah teman-teman tahu makanan fermentasi? Fermentasi adalah suatu proses pengolahan makanan dengan menggunakan bakteri, kapang, ataupun ragi.
Dalam proses nya, bahan makanan yang akan difermentasi disimpan dalam beberapa hari, sampai akhirnya bisa dikonsumsi manusia.
Makanan fermentasi ini sangat baik untuk menjaga kesehatan usus.
Tidak hanya itu, mikroba yang ada pada makanan fermentasi, bisa membantu melancarkan pencernaan kita, lo.
Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa jenis makanan fermentasi yang sudah populer dan terkenal hingga ke luar negeri.
Apa saja, ya?
1. Tempe
Siapa yang tidak tahu tempe? Tentunya hampir semua orang Indonesia tahu makanan yang satu ini.
Tempe adalah salah satu makanan hasil fermentasi dari kacang kedelai.
Tempe dibuat dengan kapang Rhyzopus, yaitu jenis jamur yang membuat tempe mudah dicerna tubuh kita.
Dalam prosesnya, kacang kedelai direndam selama 12-18 jam. Nantinya akan dibungkus dengan daun selama 2 hari.
Tempe ini sudah dikenal di manca negara, seperti di Jepang dan Inggris.
Makanan ini bisa populer karena teksturnya yang mirip daging. Selain itu, tempe juga cocok menjadi santapan favorit para vegetarian (tidak makan daging).
BACA JUGA : Kue Cubit, Camilan yang Berakar dari Panganan Khas Belanda
2. Lemea
Teman-teman di Bengkulu mungkin sudah tidak asing dengan makanan ini. Lemea adalah makanan fermentasi yang berasal dari suku Rejang, Bengkulu.
Untuk membuat lemea, bahan yang digunakan adalah rebung (tunas bambu) dan ikan.
Kedua bahan ini dicincang dan dicampur, kemudian dibungkus rapat dengan daun pisang.
Disimpan selama 1-3 hari hingga akhirnya bisa untuk disantap.
Ikan yang biasa digunakan adalah ikan mujair, sepat, dan ikan-ikan kecil air tawar lainnya.
Fermentasi pada proses pembuatan lemea berasal dari mikroorganisme yang secara alami dihasilkan rebung dan ikan tawar tadi.
Rasa lemea ini agak asam dan pedas serta menghasilkan aroma yang unik dan gurih setelah dimasak.
BACA JUGA : Lezatnya Tahu Gimbal Makanan Khas Semarang
3. Oncom
Oncom adalah makanan fermentasi yang berasal dari suku Sunda dan cukup terkenal sebagai makanan olahan khas Jawa Barat.
Oncom ini ada dua jenis, yaitu oncom merah dan oncom hitam. Kedua jenis oncom ini dibedakan berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuatnya.
Oncom merah dibuat dari ampas tahu yang kemudian difermentasikan dengan kapang Mucor sp.
Sedangkan oncom hitam dibuat dari ampas kacang tanah yang terkadang dicampur dengan ampas singkong atau tapioca.
Kapang yang terdapat dalam fermentasi oncom adalah Rhizopus oligosporus.
Proses fermentasi oncom memerlukan waktu 2-3 hari.
4. Brem
Brem adalah makanan fermentasi khas Madiun dan Wonogiri. Brem ini ada dua bentuk, yaitu padat dan cair.
Bahan yang digunakan untuk membuat brem adalah beras ketan atau air tapai ketan, lalu difermentasikan dengan ragi Saccharomyces cewevisiae.
Setelah itu, dilakukan proses pemanasan dan ditambahkan asam organik. Proses ini bereaksi dengan alkohol menghasilkan rasa khas brem.
BACA JUGA : Es Mentimun Khas Aceh
5. Dangke
Dangke dalah makanan fermentasi khas kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
Makanan ini dibuat menggunakan susu kerbau, garam, dan sedikit getah buah papaya.
Bahan-bahan tersebut direbus, lalu disaring dan dicetak menggunakan batok kelapa yang bagian bawahnya telah dilubangi.
Proses fermentasinya diduga terjadi saat dangke dicetak. Dangke yang sudah dicetak kemudian dibungkus dengan daun pisang.
6. Tapai
Apakah teman-teman pernah makan tapai? Tapai adalah makanan fermentasi yang cukup dikenal di seluruh pulau Jawa.
Tapai terdiri dari dua jenis, yang dibedakan berdasarkan bahan yang digunakan dalam pembuatannya.
Kedua jenis itu adalah tapai ketan dan tapai singkong.
Dalam membuat tapai, terdapat beberapa campuran mikroorganisme.
Mikroorganisme yang utama adalah ragi Saccharomyces cerevisiae, selain itu adalah Endomycopsis burtonii, Candida utilis, Pediococcus sp.; Bacillus sp.; dan beberapa mikroorganisme lainnya.
BACA JUGA : Matoa, Buah Khas Papua yang Memiliki Aneka Rasa
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR