"Menara itu terletak lima belas mil dari Paris. Putri Michele, putriku yang tidak patuh itu terkunci di dalamnya. Aku ingin dia menikah dengan putra Raja Inggris, tetapi dia menolak. Karena dia tidak patuh, saya mengurungnya di menara itu. Kalau ada pria yang mendekatinya, pria itu juga akan saya penjarakan di penjara bawah tanah!” kata Raja Prancis.
Vlad bertanya kepada pelayan istana tentang Putri Michele yang tidak taat itu. Namun, tidak ada yang mau membicarakannya. Dari lukisan di istana, Vlad tahu kalau Putri Michele sangat cantik. Namun, tidak ada yang bisa mendekatinya. Pintu masuk ke menara itu dijaga sangat ketat.
Vlad memutuskan untuk membebaskan sang putri.
(Bagian 3)
Saat hari mulai gelap, ia memakai pakaian kebesaran kerajaan Moskow. Ia lalu pergi ke hutan lebat, tempat ia meninggalkan elang kayu yang tersembunyi di semak-semak. Saat hari semakin gelap, ia menaiki burung itu dan langsung terbang ke menara tempat Putri Michele ditahan. Elang itu sampai di depan jendela menara. Vlad mengetuknya pelan.
"Siapa itu?" tanya Putri Michele heran.
"Aku Vlad, putra Tsar dari Moskow. Aku datang untuk menyelamatkanmu."
Putri Michele sangat senang mendengarnya. Ia membuka jendela dan melihat Vlad yang mengenakan baju pangeran Moskow.
"Sahabatku, aku tidak bisa ikut denganmu sekarang. Aku sedang kurang sehat. Perjalanan melalui udara akan membuatku semakin sakit. Mungkin seminggu lagi aku akan sembuh.”
Vlad setuju. Ia berjanji akan mengunjungi sang putri setiap malam dengan elang kayunya, sampai putri sehat kembali.
Seorang penjaga menara mulai curiga. Ia menyadari bahwa ada seekor burung besar aneh yang setiap malam selalu hinggap di jendela sang putri. Ia segera naik ke menara dan bertanya pada Putri Michele. Sang putri hanya menjawab singkat,
"Memang banyak burung dan kelelawar malam yang mengelilingi menara ini…”
Penjaga menara itu tetap curiga. Maka ia melaporkan hal itu pada Raja Prancis. Sang Raja juga curiga. Ia lalu menyuruh pelayannya untuk melabur jendela menara dengan lem.
Keesokan paginya, Raja Prancis naik ke menara itu dan memeriksa jendela. Ternyata, olesan lem itu sudah terhapus, seperti rencananya. Malam sebelumnya, Vlad memang datang ke menara itu. Saat melewati jendela sang putri, ia tidak tahu kalau celananya mengenai lem di jendela. Namun, Raja Prancis tahu.
Pagi itu, Raja Prancis melihat lem di celana Vlad. Begitu juga dengan esok pagi berikutnya. Maka ia lalu bertanya pada Vlad dengan tegas,
"Mengapa celanamu kotor?"
"Saya tidak tahu mengapa celanaku bisa begini, Ayah!" jawab Vlad polos.
"Sayangnya, saya tahu mengapa celanamu belepotan lem!" marah Raja Prancis.
Ia lalu menyuruh prajuridnya untuk mengikat Vlad. Putri Michele juga dibawa turun dari menara, dan diikat bersama Vlad di tiang. Putri Michele menangis sedih. Tiba-tiba Vlad berkata,
"Ayah, maafkan perbuatanku. Aku hanya tidak tega melihat Putri Michele dikurung. Sekarang, karena aku akan dihukum, bolehkan aku meminta sebuah permintaan terakhir…”
"Apa yang kau inginkan?" tanya Raja Prancis.
“Di semak-semak hutan lebat, ada sebuah elang kayu. Sebelum saya dikurung di penjara bawah tanah, saya ingin duduk di atasnya untuk terakhir kalinya…”
Raja Prancis setuju dan mengirim prajuridnya ke hutan untuk mencari elang kayu itu. Setelah ditemukan, prajurid memberikannya pada Vlad.
Vlad duduk di punggung elang kayu itu. Dengan gerakan cepat, ia lalu menyambar Putri Michele agar duduk di belakangnya. Belum sempat para pengawal bergerak, elang itu sudah melesat sangat cepat, terbang tinggi ke awan.
Vlad dan Putri Michele berhasil melarikan diri, terbang ke arah Moskow.
Setiba di Moskow, kaisar Rusia sangat senang melihat puteranya kembali dengan elang kayu. Vlad memperkenalkan Putri Michele pada ayahnya.
Beberapa waktu kemudian, Putri Michele menikah dengan Pangeran Vlad. Semua warga Moskow diundang hadir dalam pesta. Motya, Volya dan Kolya pun tak lupa diundang. Mereka semua menari dan menyanyi dengan bahagia.
Teks: Dok. Majalah Bobo / Adaptasi Dongeng Rusia
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR