Mereka bertiga sarapan dengan riang. Setelah sarapan, kedua kakek berpesan pada Rosemary.
“Terimakasih untuk kebaikanmu pada kami berdua. Kami tak punya apa-apa untuk membalas kebaikanmu, kecuali beberapa nasihat yang baik. Hari ini, cobalah mau potong kayu untuk membuat kandang domba yang lebih besar. Kira-kira dua kali lipat besar kandang yang sekarang,” kata kakek berjanggut.
Rosemary terkejut. “Untuk apa kandang sebesar itu, Kek?”
Kedua kakek itu menggelengkan kepala.
“Pikirkanlah sendiri, untuk apa kegunaan kandang sebesar itu. Yang pasti, itu akan berguna untukmu nanti. Tuhan memberkatimu, Nak…” kata kakek berkacamata.
Kedua kakek itu lalu berpamitan pada Rosemary. Mereka melintasi padang rumput. Rosemary menggelengkan kepala.
“Apa gunanya kandang domba sebesar itu?” gumamnya lagi.
Namun Rosemary berpikir, suatu waktu nanti tentu kandang besar akan diperlukan. Maka, ia segera mengambil kapak dan pergi ke hutan menebang kayu.
Sepanjang hari itu, Rosemary memotong kayu membentuk bilah-bilah papan. Ia lalu membuat kandang besar dari papan-papan itu.
Malam harinya, ia memasukkan domba ke dalam kandang, lalu kelelahan dan tertidur pulas.
Esok paginya, ia bangun subuh untuk memerah susu. Namun ketika masuk ke dalam kandang, ia sangat terkejut. Jumlah domba di dalam kandang telah berlipat dua. Kandang besar itu tampak penuh. Semua domba mendekat dan merubung Rosemary dengan gembira.
“Sekarang aku tak perlu bekerja pada majikanku lagi. Aku sudah cukup lama bekerja padanya. Kini aku akan bekerja untuk diriku sendiri. Karena dombanya telah menjadi dua kali lipat, majikanku pasti akan menghadiahkan aku banyak ternak,” pikir Rosemary.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR