Ibu mencoba menelepon pelanggannya yang memesan donat untuk mengatakan bahwa donatnya kurang satu karena hilang. Ibu berusaha menjelaskan secara perlahan.
“Bagaimana, Bu? Apa yang memesan, memarahi Ibu?” tanya Rado.
“Syukurnya tidak marah, Do, tapi ibu tetap merasa bersalah dan penasaran, kemana donat itu?” kata Ibu.
“Bu, Rado tidak mengambilnya. Walaupun Rado sangat suka donat Ibu, tetapi Rado benar-benar tidak mengambilnya,” kata Rado. Wajahnya memancarkan ketakutan.
Ibu pun duduk di sebelah Rado dan dengan halus mengatakan,”Ibu tidak bilang Rado yang mengambilnya kok. Ibu percaya kalau Rado tidak akan melakukan itu.”
Rado pun memeluk ibunya, erat sekali.
“Apa ibu akan membuat satu donatnya lagi?” tanya Rado.
“Tidak, Do, karena sebentar lagi harus diambil,” kata Ibu. “Tidak apa-apa,” tambah Ibu.
kresek kresek….
Tiba-tiba terdengar suara dari balik jendela.
“Bu, jangan-jangan itu pencuri donatnya. Yuk kita intip!” kata Ayah.
Mereka kemudian menuju jendela.
“Biar Ayah saja yang intip duluan, agar mereka tidak kabur,” kata Ayah.
Ayah pun mendongakkan kepala mengintip dari jendela.
BACA JUGA: Cerita Mengapa Donat Berlubang
“Bagaimana, Ayah? Bagaimana?” tanya Ibu penasaran.
“Hihihihi, coba Ibu lihat saja sendiri. Manis sekali melihatnya,” jawab Ayah.
“Kok manis sih, Yah?” tanya Ibu semakin penasaran. Ibu pun mengintip lewat jendela.
“Bagaimana, Bu? Siapa yang mengambil donatnya?” tanya Rado penasaran.
“Hihihi, lihat saja sendiri, Do. Ibu jadi senang,” kata Ibu.
“Lo? Kok, malah senang donatnya hilang?” tanya Rado penasaran.
Rado pun mengintip lewat jendela. Ia melihat Ibu burung dan tiga anaknya sedang makan satu donat. Mereka makan sangat lahap. Mungkin Ibu burung mengambilnya saat donat diletakkan di jendela.
“Hiihihihi, ternyataaa…” kata Rado sambil senyum-senyum sendiri.
“Walaupun sempat sedih karena donatnya hilang, tapi sekarang ibu merasa harus memberi donat untuk ibu burung, hehe…” kata Ibu.
“Iya benar, Bu. Setiap bikin donat, lebih baik taruh satu dekat jendela,” jawab Ayah.
Misteri terpecahkan. Donat yang hilang ternyata dimakan Ibu burung dan anak-anaknya.
Ibu, Ayah, dan Rado tidak penasaran lagi tentang kemana hilangnya donat. Sejak saat itu, selalu ada donat yang diletakkan ibu dekat jendela untuk ibu burung dan anak-anaknya.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR