Bobo.id – Tapai singkong dan peuyeum adalah dua jenis makanan fermentasi. Jika dilihat sekilas, keduanya memiliki rasa yang mirip.
Sebab, bahan dasar yang digunakan untuk membuat tapai dan peuyeum ini adalah sama, yaitu singkong atau ubi kayu.
Lalu, apa saja perbedaan keduanya? Yuk, kita cari tahu!
Cara Pembuatan Tapai Singkong
Meski sama-sama terbuat dari singkong dan merupakan hasil fermentasi, tapai dan peuyeum dibuat dengan cara yang berbeda.
Tapai singkong dibuat dengan menggunakan singkon tanpa kulit yang sebelumnya sudah dikukus sampai matang, didinginkan, kemudian ditaburi bubuk ragi.
BACA JUGA : Inilah yang Terjadi Pada Makanan Kedaluwarsa di Supermarket
Fermentasi tapai ini biasanya dilakukan selama 2-3 hari dalam keranjang bambu yang sudah diberi alas daun pisang dan dilakukan pada suhu ruang.
Cara Pembuatan Peuyeum
Dalam pembuatan peuyeum, biasanya digunakan singkong yang utuh. Hanya dipotong pada bagian pangkal dan ujungnya saja, kemudian setelah itu dikupas.
Singkong tadi pun lalu dicuci dan direndam sebentar untuk kemudian direbus di air mendidi sampai setengah masak.
BACA JUGA : Akan Ujian? Catat, 7 Makanan Ini Bisa Meningkatkan Konsentrasi dan Daya Ingat
Setengah masak di sini maksudnya adalah singkong tersebut sudah enak dimakan, hanya saja tidak terlalu lunak atau lembek.
Proses peragian peuyeum adalah dengan menaburkan ragi pada seluruh permukaan singkong dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan ragi dalam pembuatan tapai.
Masa Simpan Tapai dan Peuyeum
Dibandingkan peuyeum, tapai singkong pada umumnya lebih cepat basi dan tidak tahan lama karena teksturnya yang berair.
Peuyeum yang bertekstur lebih keras tentunya lebih awet juga. Peuyeum biasa dijual dengan cara diikat dan digantung. Ini kenapa peuyeum sering disebut dengan tapai gantung.
BACA JUGA : Siapa Sangka, Makanan Sehat Ini Bisa Merusak Gigi
Dari segi rasa, tapai singkong lebih manis dibandingkan dengan peuyeum.
Kalau teman-teman, lebih suka yang mana?
BACA JUGA : Meski Berbahasa Tiongkok, 3 Makanan Ini adalah Makanan Khas Kalimantan, lo!
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR