Karena jatuhnya di tengah lautan, maka tidak ada korban karena peristiwa ini.
Tiangong-1 jatuh pada 1 April pukul 17.16 waktu Pasifik atau pada 2 April pukul 07.16 WIB.
BACA JUGA: Stasiun Antariksa, Hidup di Langit, Dikubur di Lautan
Tidak Bisa Dikendalikan
Sebenarnya, stasiun antariksa itu bisa dikendalikan sebelum jatuh ke Bumi.
Hal ini bertujuan agar stasiun antariksa itu jatuh di tengah laut sehingga tidak menimbulkan korban.
Namun, badan antariksa Tiongkok sudah kehilangan komunikasi dengan Tiangong-1 sejak 2016.
Ini membuat stasiun antariksa itu berhenti berfungsi dan tidak bisa dikendalikan.
Sejak itulah, para astronom berharap supaya Tiangong-1 tidak jatuh ke pemukiman warga.
BACA JUGA: Arah Atas dan Bawah di Antariksa
Bukan yang Terbesar
Tiangong-1 sendiri memiliki panjang sekitar 10,5 meter dengan diameter 3,4 meter dan beratnya 8,5 ton.
Kalau dilihat, memang stasiun antariksa ini bisa dikatakan sangat besar, apalagi sampai jatuh ke Bumi.
Namun begitu, Tiangong-1 bukanlah benda buatan manusia terbesar yang pernah jatuh ke Bumi.
Benda yang terbesar yang adalah stasiun antariksa Mir milik Rusia yang jatuh pada Maret 2001 lalu.
Saat itu, Mir yang beratnya 140 ton itu masih bisa dikendalikan sehingga bisa diarahkan untuk jatuh di atas Samudera Pasifik.
BACA JUGA: Seberapa Besar Stasiun Antariksa Internasional?
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR