Sesampainya di rumah, Adi membawa bahan masakan yang sudah dibeli ke dapur. Di sana ada emak yang sedang menumbuk sambal.
“Wah, kebetulan sekali!” kata Adi.
“Kebetulan kenapa, Di?” tanya Emak heran.
“Tadi di pasar, banyak orang membicarakan sambal buatan Emak. Katanya sambal itu sangat enak,” kata Adi.
“Waah, syukurlah kalau banyak yang suka,” jawab Emak.
Adi pun memperhatikan sambal yang sedang di tumbuk emak. Ia mendekatkan hidung ke arah tumbukan.
“Ngapain, Di?” kata Emak sambil tertawa kecil.
“Tadi di pasar ada yang bertanya, apa rahasia sambal Emak. Adi tidak bisa menjawab. Adi jadi penasaran,” kata Adi.
“Hahahaha, ya, ampun… Adi sebenarnya tahu jawabanya. Cuma lupa saja,” jawab Emak sambil berlalu menyiapkan nasi.
Adi pun hanya terdiam. Ia memikirkan jawaban Emak. Beberapa kali mengangguk, beberapa kali menggeleng.
“Bagaimana, sudah ketemu belum jawabannya?” tanya Emak.
“Adi coba jawab, ya, Mak,” kata Adi.
“Boleh, boleh…”
“Karena ada resep rahasia dari Nenek, ya, Mak? Kan kata Emak, nenek juga pintar memasak,” jawab Adi.
“Hmmm… benar juga sih. Tapi apa resep rahasianya?” tanya Emak lagi. Adi pun diam lagi dan berpikir.
“Itu Di yang kamu siram setiap hari di kebun,” kata Emak.
“Ah, cabai?” tanya Adi. Emak mengangguk.
“Ohhh… Adi mengerti!” seru Adi.
“Ternyata karena cabainya kita tanam dan rawat sendiri, ya, Mak. Kita siram dan beri pupuk alami, tidak pakai pestisida,” kata Adi.
“Betul Adi! Ada lagi tidak yang Adi ingat?” tanya Emak lagi.
“Cabainya dipilih yang masih segar, lalu dicuci bersih sebelum ditumbuk,” jawab Adi.
“Betul lagi Adi! Kemudian, saat sambal dibuat, Emak tidak pakai bahan-bahan penyedap yang tidak alami. Emak pakai rempah dan garam saja,” jawab Emak.
“Jangan lupa tersenyum juga saat membuat sambal, hihihi,” tambah Adi.
Emak dan Adi pun tertawa bersama.
"Makanan yang dibuat dari bahan alami apalagi dari kebun sendiri, dan dicuci bersih sebelum diolah, pasti akan segar dan enak, Di!" kata Emak.
“Mak, apa ini rahasia yang tidak boleh diketahui orang lain?” tanya Adi.
Emak menggeleng. “Siapapun boleh tahu tentang ini Adi. Tidak boleh pelit untuk berbagi ilmu. Kan kalau banyak yang mau menanam cabai sendiri di rumah, lingkungan kita disini jadi lebih asri,” jawab Emak sambil tersenyum.
“Emak memang hebat dan baik hati!” kata Adi. Ia sangat sayang dan bangga dengan Emak.
Tamat
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR