Bobo.id – Coelacanth atau yang dikenal sebagai ikan raja laut merupakan salah satu ikan purba yang masih hidup di Bumi.
Ikan ini sudah lebih dulu ada daripada dinosaurus, lo.
Beruntungnya, ikan ini dapat ditemukan di perairan Indonesia.
Yuk, cari tahu tentang ikan ini!
Sempat Dikira Punah
Ikan raja laut diperkirakan muncul di bumi sekitar 400 juta tahun silam.
Sempat dikira punah, ikan ini ditemukan di Afrika Selatan pada tahun 1938.
O iya, hanya terdapat dua spesies ikan raja laut di dunia.
Spesies pertama ditemukan di perairan timur Indonesia yaitu Latimeria menadoensis, sedangkan spesies lainnya Latimeria chalumnae hidup di laut dalam sebelah timur Afrika.
BACA JUGA: Napoleon, Si Ikan Karang
Perbedaan kedua spesies ikan ini terdapat pada warna kulitnya.
Ikan Latimeria menadoensis memiliki kulit berwarna coklat, sedangkan Latimeria chalumnaer berwarna biru baja.
Ternyata, berbagai jenis lainnya yaitu sekitar 120 spesies, telah dinyatakan punah dan hanya ditemukan fosilnya saja.
Ditemukan di Indonesia
Ikan yang hidup di jaman purba ini ternyata sempat ditemukan hidup di perairan di Indonesia, lo!
Hal ini dibuktikan karena adanya penampakan ikan purba ini di perairan Sulawesi Utara, pada 5 november 2014 yang lalu.
BACA JUGA: Ikan Air Tawar Ini Ternyata Bisa Hidup di Dalam Laut Kepulauan yang Terisolasi, Bagaimana Bisa, ya?
Ikan yang warnanya seperti batu ini memiliki ekor berbentuk kipas dan memiliki mata besar.
Habitat ikan ini berada pada kedalaman 700 meter di bawah permukaan laut dengan suhu maksimal 18 derajat Celcius.
Wah, cukup dalam bukan habitat ikan ini?
Beratnya sekitar 95 kilogram, bahkan bisa lebih.
Kebayang, kan, besarnya ikan ini?
Karena warnanya yang mirip batu, ikan ini sering bersembunyi di antara karang-karang gua laut.
Sayangnya, ikan ini termasuk langka, bahkan terancam punah.
BACA JUGA: Tidak Sengaja Ditemukan, Zona Laut ini Berisi Jenis Ikan dan Vertebrata yang Baru
Cara Bersikap terhadap Barang yang Dipakai, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Felixia Amanda |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR