Bobo.id – Jika teman-teman perhatikan, hewan ini memiliki bentuk menyerupai bebek atau itik.
Padahal, hewan ini bukanlah bebek atau itik, melainkan sejenis burung air.
Hewan bernama Belibis ini memiliki nama ilmiah Dendrocygna.
Sering Diburu
Burung belibis di Indonesia ternyata mempunyai nilai ekonomi karena daging dari burung ini dapat dikonsumsi.
Perburuan burung belibis terjadi di daerah pedalaman Mahakam, Kalimantan Timur.
Perburuan ini disebabkan karena banyaknya permintaan dari pedagang terhadap daging ini.
Dampaknya, kelestarian dari burung belibis pun teracam.
Padahal, burung ini membantu menyebarkan biji-biji rumput dan berperan sebagai pemberi nutrisi berupa kotoran terhadap ikan.
BACA JUGA: Inilah 3 Jenis Burung yang Bisa Menyelam
Jenis Burung Belibis di Indonesia
Di Indonesia, burung belibis terdiri dari dua jenis, yaitu burung belibis kembang atau Dendrocygna arcuata dan burung belibis batu atau Dendrocygna javanica.
Perbedaan kedua jenis burung ini adalah belibis batu memiliki warna bulu coklat kemerahan, tidak terdapat warna hitam dan putih pada bulu tepi, dan berukuran lebih kecil dibandingkan belibis kembang.
Sedangkan belibis kembang memiliki ciri-ciri bulu berwarna kecoklat-coklatan dan berukuran sedikit lebih besar.
BACA JUGA: Inilah 4 Jenis Burung yang Tidak Bisa Terbang
Keunikan Burung Belibis
Burung ini memang jarang terbang, tetapi jika burung ini terbang, burung belibis mampu terbang jauh, lo!
Biasanya belibis kembang terbang bersama kelompok dengan susunan khusus, sambil mengeluarkan suara seperti siulan.
Tak hanya bisa terbang jauh, burung ini juga bisa berenang cepat di air.
O iya, burung ini dikenal sebagai burung pengembara yang suka berpindah-pindah tempat.
BACA JUGA: Belibis Suka Bersiul dan Berenang
Burung yang Tidak Berada di Ambang Batas Kepunahan
Burung belibis kembang dan belibis batu termasuk hewan yang tergolong tidak berada dalam ambang batas kepunahan atau least concern.
Namun, tetap saja kita harus menjaga burung ini supaya tidak punah.
Kalau terus-terusan diburu, bisa-bisa jumlahnya berkurang suatu saat nanti.
Penulis | : | Felixia Amanda |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR