Siang yang panas sekali. Rino berkali-kali mengeluh karena kepanasan. Di kepalanya sudah ada bayangan enaknya es krim.
“Pasti segar, ya, makan es krim di siang hari yang panas ini,” kata Rino.
Namun, Rino teringat bahwa dirinya tidak boleh keluar rumah apabila belum selesai mengerjakan PR. Ia pun bergegas melanjutkan menyelesaikan tugas-tugasnya. Ia berhenti sebentar melamunkan es krim.
“Selesai!” seru Rino. Ia sangat senang karena itu artinya ia boleh keluar rumah untuk membeli es krim dan menikmatinya.
“Bu, Rino sudah selesaikan PR-nya. Rino boleh pergi beli es krim, ya,” kata Rino pada Ibu.
“Nah, gitu dong. Kalau tugas sekolahnya sudah selesai, tentu Rino boleh main keluar,” jawab Ibu.
Rino pun melanjutkan langkah keluar rumah. Sudah terbayang dalam benaknya segarnya rasa es krim. Ia berjalan sambil menyanyi-nyanyi riang. Sampailah ia di toko es krim.
“Loh, kok tutup ya?” kata Rino.
Ia melihat ke kiri dan ke kanan ternyata memang toko es krimnya tutup. Ia pun duduk lemas di teras depan toko.
“Yaaah… Padahal sudah pengen banget es krim dari tadi. Eh malah tutup. Di mana, ya, beli es krim?” kata Rino.
Rino terpikir, mungkin di pasar ada es krim. Ia pun melanjutkan langkah menuju pasar. Ia masih berharap bisa merasakan segarnya es krim.
Mata Rino berbinar. Ia melihat sebuah makanan berbentuk kotak dengan tusukan es krim. Warnanya oranye cerah. Ia pun segera berlari mendekati penjualnya.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR