Bobo.id - Iglo merupakan bangunan yang terbuat dari balok es.
Walaupun begitu, iglo bisa berdiri dengan kuat dan tidak leleh.
Hmm, kok bisa begitu, ya? Kira-kira apa rahasianya?
BACA JUGA: 4 Hotel Luar Biasa
Hanya Sementara
Iglo adalah bangunan yang digunakan orang-orang Eskimo di Kutub Utara untuk tempat tingal sementara.
Biasanya mereka membangun Iglo saat berburu atau sedang dalam perjalanan.
Iglo dapat dibangun dengan cepat dan bisa bertahan cukup lama.
BACA JUGA: Kutub Utara dan Kutub Selatan, Apa sih Bedanya?
Dari Balok Salju
Bangunan ini dibuat dari susunan balok salju yang dipadatkan.
Untuk membuatnya, sebuah parit digali sepanjang 1,5 meter dan sedalam 50 cm di tumpukan salju yang baru.
Dari permukaan parit, balok es dipotong menggunakan pisau.
Memotongnya harus sedemikian rupa agar dapat berbentuk condong ke dalam jika disusun.
Iglo memiliki ventilasi yang berupa kubah di bagian atapnya, seperti cerobong asap.
Sebuah iglo kecil dapat dibangun hanya dalam beberapa jam saja.
BACA JUGA: Kutub Utara dan Kutub Selatan Termasuk Gurun, Lo!
Dibakar Dahulu
Ketika sudah selesai dibangun, orang-orang Eskimo akan menyalakan lampu yang terbuat dari lemak dan membuatnya terbakar sepanas mungkin.
Kemudian pintu ditutup dengan balok es dan membuat ruangan kedap udara.
Salju akan mulai meleleh, tapi karena atap kubahnya melengkung, air lelehan salju tidak menetes.
Air ini akan meresap ke dalam balok es, sehingga hampir seluruhnya basah.
Jika balok-balok itu sudah cukup basah, lampu dimatikan dan pintu dibuka sehingga udara dingin segera berhembus ke dalam.
Dalam beberapa menit, bangunan salju yang rapuh berubah menjadi iglo, kubah es yang kuat!
BACA JUGA: Kutub Selatan dan Kutub Utara, Wilayah Mana yang Tidak Punya Daratan?
Bangunan yang Kuat
Bangunan ini begitu kuat. Iglo tidak akan rusak walau beruang salju naik ke atapnya.
Karena sangat padat dan keras, iglo tidak meleleh dan bisa menjadi tempat tinggal yang nyaman.
Tapi tentu saja, saat musim dingin berakhir dan suhu meningkat, bangunan ini akan mulai meleleh dengan perlahan.
BACA JUGA: Benarkah Orang yang Tinggal di Kutub Utara Tidak Akan Terserang Flu?
Teks: Danastri Permata Putri
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR