Bobo.id - Secara umum, orang tahunya buah kurma itu berasal dari Timur Tengah.
Ternyata, di Amerika Serikat pun ada perkebunan kurma yang luas, tepatnya di Negara Bagian California.
Meskipun, pohon kurma itu asalnya dari Timur Tengah juga.
BACA JUGA: Inilah 7 Manfaat Kurma untuk Kesehatan
Dari Maroko
Di Amerika Serikat, kurma pertama kali ditanam pada tahun 1927.
Bibitnya didatangkan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat dari Bou Dib Oasis, Maroko.
Hanya 11 batang bibit kurma yang dibawa.
Bibit kurma itu jenisnya kurma medjool. Kurma medjool disebut juga kurma majul, medgol, atau mejhool.
Bibit kurma itu ditanam di negara bagian Amerika Serikat yaitu California, Arizona, dan Nevada.
Daerah itu adalah daerah bergurun yang beriklim mirip iklim padang pasir di Timur Tengah.
Tanahnya kering dan memiliki kandungan mineral dan garam yang tinggi.
Sekarang semua pohon-pohon kurma medjool yang tumbuh di Amerika Serikat adalah keturunan dari 11 bibit kurma itu.
BACA JUGA: Kurma Rawa dari Aceh
Pengekspor Kurma Nomor 17 di Dunia
Pohon kurma medjool itu sangat indah. Batangnya besar. Kanopinya rapat dan padat.
Buahnya berukuran besar, daging tebal, dan enak rasanya.
Karenanya buah kurma medjool disebut king of date palm, artinya rajanya kurma.
Pada tahun 1990-an, Amerika Serikat telah membangun perkebunan kurma medjool yang luas di Coachella Valley (Lembah Coachella), California.
Selain kurma medjool, ditanam juga pohon kurma deglet nour, barhee, halawi, zahidi, dan banyak lagi.
Namun yang menjadi favorit adalah kurma medjool.
Menjelang bulan Ramadan, produsen kurma di California sangat sibuk. Mereka memanen buah, membersihkannya dari serangga, dan mengepaknya.
Kurma itu sebagian dijual di dalam negeri. Sebagian lagi diekspor ke luar negeri. Katanya Amerika Serikat adalah negara pengekspor kurma nomor 17 di dunia.
Hmm … enggak disangka, ya!
BACA JUGA: Mengenal Kurma Ajwa Favorit Nabi Muhammad SAW
Foto: Creative Commons
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Aan Madrus |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR