Bobo.id - Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat Islam.
Indonesia memiliki banyak masjid tua.
Salah satunya sudah ada sejak tahun 1288.
Penasaran? Inilah 4 masjid tertua di Indonesia yang berusia ratusan tahun.
BACA JUGA: Kisah Kelapa Sawit Tertua di Asia
Masjid Saka Tunggal
Masjid yang terletak di Desa Cikakak, Banyumas, Jawa Tengah ini sudah ada sejak 1288.
Jadi, usianya sudah 730 tahun.
Pendirinya adalah Kyai Mustolih.
Sesuai dengan namanya, masjid ini memiliki satu tiang penyangga utama.
O iya, sejarah tentang masjid ini tertulis pada kitab-kitab peninggalan Kyai Mustolih.
Tapi sayang, kitab-kitab itu telah lama hilang.
BACA JUGA: Kisah 5 Masjid Unik, Tanpa Kubah di Indonesia
Masjid Wapauwe
Masjid yang sudah ada sejak 1414 ini terletak di Maluku.
Kalau dihitung, usia masjid ini sudah mencapai 604 tahun.
Masjid ini terbuat dari gaba-gaba (pelepah sagu yang dikeringkan) dan beratapkan rumbia.
Kayu yang ada di masjid ini disambung tanpa menggunakan paku atau pasak, lo!
O iya, mesjid berbentuk bujur sangkar ini masih digunakan sebagai tempat ibadah, lo.
Keren, bukan?
BACA JUGA: 4 Alat Musik Tertua di Dunia, Ada yang Terbuat dari Kulit Gajah
Masjid Ampel
Masjid yang memiliki luas 120 x 180 meter persegi ini terletak di Kelurahan Ampel, Surabaya, Jawa Timur.
Masjid ini didirikan oleh Sunan Ampel pada 1421.
Kalau sekarang 2018, artinya masjid ini sudah berusia 597 tahun.
Di samping kiri halaman masjid, ada sebuah sumur yang dianggap keramat.
BACA JUGA: Inilah 5 Kota Tertua di Indonesia
Masjid Agung Demak
Konon, Masjid Agung Demak didirikan oleh Raden Patah, raja pertama dari Kesultanan Demak.
Masjid yang sudah ada sejak 1474 ini memiliki empat tiang utama yang disebut saka guru.
Bagian atapnya berbentuk limas yang ditopang oleh delapan tiang yang disebut saka majapahit.
O iya, masjid ini dipercaya sebagai tempat berkumpulnya para Wali Songo yang bertugas menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa.
Hampir saja lupa, usia masjid ini sudah mencapai 544 tahun.
Itulah 4 masjid tertua di Indonesia yang usianya sudah mencapai ratusan tahun.
Teks: Willa Widiana
Penulis | : | Felixia Amanda |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR