Ketika itu terjadi, tentara Hindia-Belanda ikut membantu kaum adat.
Mereka dengan bebas mendirikan beberapa benteng di wilayah dataran tinggi Minangkabau untuk mengalahkan Kaum Paderi.
Dua benteng yang mereka bangun adalah benteng Fort de Kock di Bukittinggi dan Fort van der Capellen di Batusangkar.
Namun, ternyata hubungan kaum adat dan Hindia-Belanda tersebut tidak berjalan baik.
Kaum adat pun merasa dirugikan karena kerajaan pagaruyung menjadi runtuh.
Benteng Fort de Kock Hancur
Hampir seluruh bangunan di sana hancur dan tidak tersisa.
Pemandangan yang tersisa hanya sisa-sisa parit yang pernah ada di sana.
Di atas wilayah benteng ini, saat ini bediri sebuah bangunan yang bercat putih.
Bangunan ini digunakan pengunjung untuk melihat pemandangan sekeliling Kota Bukittinggi.
Bangunan bercat putih itu juga sering difoto oleh pengunjung jika datang ke sana.
Karena bangunan asli dari benteng Fort de Kock sudah hancur dan tidak ada lagi.
BACA JUGA : Benteng Toboali dan Laut Nek Aji
Lihat video ini juga, ya!
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR