Bobo.id – Bunganya cantik, berwarna ungu menggoda. Daunnya juga indah dengan warna hijau yang segar.
Namun, putri malu selalu takut dengan sentuhan dan kegelapan. Kenapa begitu? Ayo cari tahu jawabannya.
Putri Semak Liar
Namanya memang unik, putri malu. Nama latinnya lebih cantik, Mimosa pudica, yang artinya malu atau menciut.
Dia gampang ditemukan di berbagai tempat dan tumbuh sebagai semak-semak liar.
Namun, tanaman ini bersifat parasite. Ketika bergerombol dengan tanaman lain, pertumbuhan tanaman lain akan terhambat.
BACA JUGA: Petani Tua dan Putrinya
Putri Takut Gelap
Putri malu sangat peka terhadap sentuhan dan cahaya. Kalau kamu sentuh, daun-daunnya akan layu seketika.
Gerakan ini disebut nasti. Hanya butuh waktu sekitar 3 detik bagi putri malu untuk layu.
Namun, dalam beberapa menit kemudian, ia akan membuka daun-daunnya lagi seperti semula.
Saat hari mulai gelap, putri malu juga akan bereaksi dengan cara mengatupkan daunnya.
Saat pagi datang, putri malu akan segar kembali. Daunnya akan kembali seperti sebelumnya.
BACA JUGA: Batu Layar Pangandaran, Kapal Putri Tandarum Cagang yang Terdampar
Putri yang Cerdik
Sebenarnya, kenapa, sih, sang putri suka malu dan mengatupkan daunnya saat disentuh dan bertemu kegelapan?
Ternyata, ada perbedaan keseimbangan tekanan air di bantal daun. Bantal daun terletak pada setiap tangkai daun.
Ketika disentuh, daun putri malu akan kehilangan tekanan air. Akibatnya, daun putri malu jadi menguncup.
Setelah beberapa saat, air yang ada di sel-sel bantal daun akan menyebar. Tekanan air akan kembali seperti semula.
Tekanan itu membuat daun terlihat segar dan mekar kembali.
BACA JUGA: Ternyata, Inilah Usia Para Putri Disney yang Sesungguhnya
Bertahan dari Musuh
Putri malu mengatupkan daunnya untuk bertahan dari serangan musuh yang ingin memakannya. Biasanya, sih, para binatang herbivora.
Dengan mengatup, bagian daun yang terlihat adalah bagian bawah yang berwarna pucat.
Hewan pemakan rumput akan mengira putri malu sudah layu, sehingga tidak berminat lagi untuk memakannya. Cerdik, ya? (Vero)
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR