Bagian 1
Raja Hungaria tidak memiliki anak selama bertahun-tahun. Namun suatu ketika, permaisuri melahirkan seorang putri sangat cantik. Raja Hungaria begitu kagum melihat kecantikan putrinya. Ia lalu menamakannya, Peri Tercantik.
Raja yang baik hati ini tak pernah menduga kalau nama putrinya ini menimbulkan iri hati bagi peri-peri di negeri itu. Setelah mendengar nama putri itu, para peri berkumpul. Mereka ingin menyiksa anak itu dan menyembunyikannya dari amta semua orang.
Peri tertua di negeri itu bernama Lagree. Ia sudah sangat tua sehingga hanya memiliki satu mata dan satu gigi tersisa. Giginya itu bahkan harus ia rekatkan dengan cairan penguat agar tidak tanggal. Satu mata dan satu giginya lagi, masing-masing ia simpan di stoples berisi air.
Lagree bersedia melakukan rencana jahat para peri. Ia sangat pengalaman dan punya dendam pribadi. Maka suatu hari, ia berhasil menculik si Peri Tercantik.
Anak malang itu baru berusia tujuh tahun. Ia sangat ketakutan karena diculik oleh Lagree yang menakutkan. Ia bersama peri mengerikan ini selama satu jam dalam perjalanan bawah tanah.
Akhirnya, mereka pun tiba di sebuah istana yang sangat indah. Tamannya penuh bunga indah dan Peri Tercantik merasa lebih tenang. Ia juga sangat gembira karena kucing dan anjing peliharaannya mengikutinya.
Peri tua itu membawa Peri Tercantik ke sebuah kamar cantik.
“Ini akan menjadi kamarmu. Jangan biarkan api menyala terang di perapian!”
Lagree juga memberinya dua stoples kacanya. Yang satu berisi sebelah mata, dan stoples satunya berisi satu giginya.
“Kau harus menjaga air di kedua stoples ini sebaik-baiknya. Jika airnya kosong, kau akan mendapat hukuman!”
Setelah berkata begitu, Lagree lalu hilang dari hadapan Peri Tercantik. Ia membiarkan Peri Tercantik menjelajah bebas di istana itu. Peri Tercantik juga tidak lagi takut, karena kedua tugas itu adalah tugas yang mudah baginya.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | dok. Majalah Bobo,Dongeng Hungaria |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR