Setelah pulih dari rasa takutnya, Lagree mengejar Peri Tercantik lagi. Kali ini, ia bertekad tak akan membiarkan Peri Tercantik lolos. Ia lalu menemukan Peri Tercantik yang sedang tertidur.
Ketika melihat Lagree, kucing Peri Tercantik melompat dari salah satu dahan pohon. Ia melompat menyambar wajah Lagree. Mata Lagre satu-satunya terkena cakar kucing itu sehingga ia tak bisa melihat.
Peri Tercantik kini punya kesempatan untuk melarikan diri lagi. Walau Lagree sudah tak bisa melihat, Peri Tercantik tetap takut ditangkap lagi. Ia terus berlari sampai akhirnya lemas karena lapar dan haus.
Ketika ia nyaris kehabisan tenaga, Peri Tercantik melihat sebuah rumah bercat hijau dan putih yang cantik. Sekuat tenaga ia berusaha mencapai rumah itu. Di depannya, seorang wanita cantik berpakaian warna hijau dan putih seperti rumahnya.
Ia menyambut ramah Peri Tercantik yang nyaris pingsan itu. Wanita cantik itu memberinya makan malam yang lezat, dan menyediakan kamar tidur nyaman untuk ia beristirahat malam itu.
“Kamu telah mendapat banyak sekali kesusahan. Akan tiba waktunya kau mendapatkan keinginanmu,” kata wanita cantik itu pada Peri Tercantik.
Keesokan harinya, Peri Tercantik bermaksud melanjutkan perjalanan. Ia memberikan sebutir kacang pada Peri Tercantik.
“Bukalah kacang ini di saat kamu berada dalam bahaya,” pesannya.
Peri Tercantik menerima kacang itu dan melanjutkan perjalanannya. Ketika merasa sangat kelelahan, ia kembali melihat rumah putih hijau lagi. Seorang wanita cantik yang persis dengan yang sebelumnya, kembali mengijinkan ia mampir dan memberinya makan. Kali ini, Peri Tercantik diberikan sebuah delima emas.
Source | : | dok. Majalah Bobo,Dongeng Hungaria |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR