Bagian 1
Raja Hungaria tidak memiliki anak selama bertahun-tahun. Namun suatu ketika, permaisuri melahirkan seorang putri sangat cantik. Raja Hungaria begitu kagum melihat kecantikan putrinya. Ia lalu menamakannya, Peri Tercantik.
Raja yang baik hati ini tak pernah menduga kalau nama putrinya ini menimbulkan iri hati bagi peri-peri di negeri itu. Setelah mendengar nama putri itu, para peri berkumpul. Mereka ingin menyiksa anak itu dan menyembunyikannya dari amta semua orang.
Peri tertua di negeri itu bernama Lagree. Ia sudah sangat tua sehingga hanya memiliki satu mata dan satu gigi tersisa. Giginya itu bahkan harus ia rekatkan dengan cairan penguat agar tidak tanggal. Satu mata dan satu giginya lagi, masing-masing ia simpan di stoples berisi air.
Lagree bersedia melakukan rencana jahat para peri. Ia sangat pengalaman dan punya dendam pribadi. Maka suatu hari, ia berhasil menculik si Peri Tercantik.
Anak malang itu baru berusia tujuh tahun. Ia sangat ketakutan karena diculik oleh Lagree yang menakutkan. Ia bersama peri mengerikan ini selama satu jam dalam perjalanan bawah tanah.
Akhirnya, mereka pun tiba di sebuah istana yang sangat indah. Tamannya penuh bunga indah dan Peri Tercantik merasa lebih tenang. Ia juga sangat gembira karena kucing dan anjing peliharaannya mengikutinya.
Peri tua itu membawa Peri Tercantik ke sebuah kamar cantik.
“Ini akan menjadi kamarmu. Jangan biarkan api menyala terang di perapian!”
Lagree juga memberinya dua stoples kacanya. Yang satu berisi sebelah mata, dan stoples satunya berisi satu giginya.
“Kau harus menjaga air di kedua stoples ini sebaik-baiknya. Jika airnya kosong, kau akan mendapat hukuman!”
Setelah berkata begitu, Lagree lalu hilang dari hadapan Peri Tercantik. Ia membiarkan Peri Tercantik menjelajah bebas di istana itu. Peri Tercantik juga tidak lagi takut, karena kedua tugas itu adalah tugas yang mudah baginya.
Beberapa tahun pun berlalu. Peri Tercantik mulai terbiasa dengan kehidupannya yang sepi. Ia mematuhi semua perintah Lagree dan perlahan-lahan mulai melupakan Raja Hungaria, ayahnya, dan istananya.
Suatu hari, saat lewat di dekat air mancur di kebun, ia melihat sinar matahari jatuh di atas permukaan air. Dari pantulan itu, muncullah pelangi yang sangat indah. Ia berdiri mengagumi pelangi itu. Tiba-tiba, ia mendengar suara pemuda yang berasal dari pusat sinar.
Suara itu memperkenalkan dirinya. Ia juga menceritakan asal usulnya dengan suara yang indah. Peri Tercantik menduga, pastilah pemuda itu juga sangat tampan.
“Namaku Pangeran Pelangi. Orangtuaku berhutang budi pada Peri Lagree yang kejam. Sebagai bayarannya, peri itu mengambil tubuhku selama beberapa tahun. Tubuhku disimpan dan dikurung di sebuah istana yang sulit ditemukan.”
Pangeran Pelangi mengaku ia nyaris putus asa karena tak berwujud. Namun kini ia gembira karena bisa berteman dengan Putri Peri Tercantik. Peri Tercantik sangat gembira mendengar kata-kata itu, karena selama ini tidak ada yang memberi perhatian padanya.
Pangeran Pelangi hanya bisa muncul dan bicara dalam bentuk Pelangi. Karena itu sangat penting baginya jika matahari bersinar di permukaan air sehingga memungkinkan terbentuk pelangi.
Sejak saat itu, Peri Tercantik selalu bertemu si Pangeran dalam bentuk pelangi. Ia senang sekali bercakap-cakap dengannya.
Suatu hari, karena terlalu lama bercakap-cakap, Peri Tercantik lupa menyalakan api di tungku sehingga api pun padam.
Saat Lagree kembali, ia segera melihat kelalaian Peri Tercantik. Ia senang karena akhirnya menemukan kesempatan untuk menghukum Peri Tercantik.
Ia menyuruh Peri Tercantik agar esok subuh meminta Locrinos untuk menyalakan api. Locrinos adalah monster kejam yang melahap semua orang yang ditemuinya. Ia sangat suka melahap manusia.
Peri Tercantik sangatlah patuh dan manis. Ia lalu pergi menemui Locrinos. Saat ia melewati hutan, seekor burung bernyanyi menyuruh Peri Tercantik mengambil kerikil yang bersinar yang akan dia temukan di dekat air mancur. Kerikil itu akan berguna saat dibutuhkan. Peri Tercantik melakukan saran dari burung itu.
Akhirnya Peri Tercantik tiba di rumah Locrinos. Untungnya hanya ada istrinya di rumah. Istri Locrinos sangat terkejut pada kecantikan, kesopanan dan sikap manis Peri Tercantik. Ia begitu sopan dan manis. Dia dengan mudah mengijinkan Peri Tercantik menyalakan api. Ia juga memberikan sebuah kerikil bercahaya pada Peri Tercantik. Ia berkata kerikil itu mungkin akan berguna suatu hari kelak. Istri Locrinos lalu membiarkan Peri Tercantik pergi.
Lagree terkejut karena Peri Tercantik berhasil meminta api dengan mudah.
Peri Tercantik tak sabar ingin bertemu lagi dengan Pangeran Pelangi. Saat bertemu, ia menceritakan petualangannya kepada pangeran tak terlihat itu. Pangeran Pelangi terkejut karena Peri Tercantik disuruh menemui Locrinos. Pangeran Pelangi menjadi takut jika Peri Tercantik dihukum lagi. Ia lalu menemukan cara agar Peri Tercantik bisa lebih mudah bertemu dengannya. Daripada bertemu di air mancur taman, Pangeran Pelangi menemukan tempat yang lebih mudah.
Peri Tercantik melaksanakan rencana pangeran pelangi. Setiap pagi, ia meletakkan sebuah baskom besar berisi air di ambang jendela kamarnya. Dengan begitu, sinar matahari turun di atas air baskom. Pelangi pun muncul, tampak sejelas ketika berada di air mancur.
Dengan ini, berarti mereka bisa bertemu tanpa melupakan api atau dua botol tempat Lagree tua menyimpan mata dan gigi pada malam hari. Untuk beberapa waktu, mereka berdua selalu asyik mengobrol setiap jam sinar matahari muncul.
Suatu hari, Pangeran Pelangi muncul dengan sedih. Ia baru saja diusir Lagree namun tak tahu harus pergi kemana. Peri Tercantik dan Pangeran Pelangi sangat sedih. Hari itu berarti adalah pertemuan mereka yang terakhir dengan bantuan sinar matahari. Mereka berharap masih bisa bertemu esok harinya.
Sayangnya, esok harinya, cuaca begitu gelap dan suram. Baru menjelang sore, matahari menembus awan selama beberapa menit. Peri Tercantik dengan bersemangat berlari ke jendela, tetapi ia malah menabrak baskom. Semua airnya tumpah.
Tidak ada air lain yang ada di tangan kecuali air di dua botol itu. Itulah satu-satunya kesempatan untuk bertemu dengan kekasihnya sebelum mereka berpisah. Tanpa berpikir panjang, Peri Tercantik membuka botol dan memasukkan airnya ke dalam baskom. Pelangi seketika muncul.
Perpisahan mereka sangat menyedihkan. Pangeran Pelangi berjanji akan berusaha agar mereka berdua terbebas dari kutukan. Putri Peri Tercantik berjanji akan mencari cara agar bisa bebas dan mencari Pangeran Pelangi.
Sesaat kemudian, pelangi itu pun lenyap...
(Bagian 2)
Peri Tercantik memutuskan untuk pergi dari tempat itu dan menghadapi bahaya apapun. Ia segera berangkat, tanpa membawa apa-apa kecuali anjingnya, kucingnya, sebungkus murad, dan batu yang diberikan istri Locrinos kepadanya.
Ketika Lagree menyadari tawanannya lari, dia sangat marah dan mengejar Peri Tercantik. Gadis malang yang kelelahan itu, sedang berbaring dan tertidur nyenyak. Batu pemberian Locrinos telah berubah menjadi gua dan melindungi Peri Tercantik.
Anjing kecil Peri Tercantik menunggui majikannya di depan gua. Saat melihat Lagree terbang ke dekat situ, ia menggigit Lagree begitu parahnya sampai peri tua itu terhuyung-huyung ke sudut gua dan menjatuhkan giginya yang tinggal satu-satunya itu.
Sebelum rasa sakit Lagree pulih, Peri Tercantik terbangun dan melarikan diri. Rasa takutnya membuat ia bisa berlari cepat. Namun, beberapa waktu kemudian, kakinya lelah dan tak dapat melangkah lagi.
Peri Tercantik akhirnya beristirahat lagi. Saat ia tertidur, tangkai murad yang ia bawa menyentuh tanah. Seketika, seekor bangau hijau tidur melintang di sekelilingnya, berharap si Peri Tercantik bisa tidur dengan tenang.
Setelah pulih dari rasa takutnya, Lagree mengejar Peri Tercantik lagi. Kali ini, ia bertekad tak akan membiarkan Peri Tercantik lolos. Ia lalu menemukan Peri Tercantik yang sedang tertidur.
Ketika melihat Lagree, kucing Peri Tercantik melompat dari salah satu dahan pohon. Ia melompat menyambar wajah Lagree. Mata Lagre satu-satunya terkena cakar kucing itu sehingga ia tak bisa melihat.
Peri Tercantik kini punya kesempatan untuk melarikan diri lagi. Walau Lagree sudah tak bisa melihat, Peri Tercantik tetap takut ditangkap lagi. Ia terus berlari sampai akhirnya lemas karena lapar dan haus.
Ketika ia nyaris kehabisan tenaga, Peri Tercantik melihat sebuah rumah bercat hijau dan putih yang cantik. Sekuat tenaga ia berusaha mencapai rumah itu. Di depannya, seorang wanita cantik berpakaian warna hijau dan putih seperti rumahnya.
Ia menyambut ramah Peri Tercantik yang nyaris pingsan itu. Wanita cantik itu memberinya makan malam yang lezat, dan menyediakan kamar tidur nyaman untuk ia beristirahat malam itu.
“Kamu telah mendapat banyak sekali kesusahan. Akan tiba waktunya kau mendapatkan keinginanmu,” kata wanita cantik itu pada Peri Tercantik.
Keesokan harinya, Peri Tercantik bermaksud melanjutkan perjalanan. Ia memberikan sebutir kacang pada Peri Tercantik.
“Bukalah kacang ini di saat kamu berada dalam bahaya,” pesannya.
Peri Tercantik menerima kacang itu dan melanjutkan perjalanannya. Ketika merasa sangat kelelahan, ia kembali melihat rumah putih hijau lagi. Seorang wanita cantik yang persis dengan yang sebelumnya, kembali mengijinkan ia mampir dan memberinya makan. Kali ini, Peri Tercantik diberikan sebuah delima emas.
Esok paginya, Peri Tercantik harus melanjutkan perjalanannya. Di saat ia merasa hampir pingsan, untuk ketiga kalinya ia melihat rumah putih hijau. Wanita cantik yang serupa juga menyambut dan merawatnya dengan baik.
Ternyata, ketiga rumah itu adalah milik tiga wanita bersaudara. Mereka memiliki benda-benda anugerah peri. Pekerjaan mereka adalah membantu orang-orang malang yang dibuat menderita oleh Lagree. Mereka lembut dan baik hati. Mereka menghibur orang-orang malang yang lewat itu untuk tetap bersemangat karena masalah mereka pasti ada jalan keluarnya.
Wanita cantik ketiga ini memberikan sebotol parfum pada Peri Tercantik. “Bukalah hanya pada saat kau dalam bahaya,” pesannya.
Peri Tercantik mengucapkan terimakasih dan melanjutkan perjalanan. Ia merasa lebih bersemangat.
Setelah berjalan beberapa jam, ia tiba di sebuah hutan yang penuh dengan cairan lembut dan aroma harum. Beberapa langkah kemudian, ia melihat sebuah kastil perak yang tergantung indah. Kastil itu diikat dengan rantai perak di empat pohon besar yang tumbuh di empat penjuru arah.
Angin sepoi-sepoi membuat kastil yang tergantung sedikit di atas tanah itu bergerak perlahan. Peri Tercantik ingin sekali masuk ke dalamnya. Namun kastil itu tampaknya tak punya pintu maupun jendela.
Dengan agak ragu, Peri Tercantik lalu membuka sebutir kacang pemberian wanita cantik pertama. Seketika, keluarlah seorang pelayan kecil yang terbang ke teras kastil. Ia lalu menjulurkan seuntai rantai perak dari sabuknya. Di ujung rantai, terdapat kunci emas kecil.
Peri Tercantik segera memanjat rantai perak itu. Setiba di atas istana, pelayan kecil itu menarik tangan Peri Tercantik. Pelayan kecil itu lalu menghilang. Putri Tercantik segera membuka pintu kastil dan masuk ke dalamnya.
Bagian dalam istana itu sangat megah. Bintang-bintang dari emas dan permata menghiasi langit-langit istana. Ruangan itu tampak terang. Di tengah ruangan itu, ada sebuah sofa terbungkus kain lebar warna pelangi. Sofa itu tergantung di tali emas sehingga berayun mengikuti gerakan istana gantung. Siapapun yang tidur di atas sofa itu pasti tertidur nyenyak.
Di sofa yang anggun itu, tampak terbaring seorang pangeran. Ia tertidur sangat nyenyak. Peri Tercantik langsung tahu, kalau itu adalah Pangeran Pelangi. Di tempat itulah ia ditahan sejak ia menghilang.
Peri Pelangi menceritakan perjalanannya yang sulit saat lari dari istana Largee. Namun sayangnya, walau berulang kali ia bercerita dengan suara keras, Pangeran Pelangi tetap tidur dengan nyenyak. Ia samasekali tak mendengar suara Peri Tercantik.
Karena putus asa, Peri Tercantik lalu membuka delima emas pemberian wanita cantik kedua. Begitu delima itu terbuka, keluarlah dari dalamnya sebuah biola kecil. Biola itu terbang ke atap berkubah sambil mengeluarkan musik yang indah.
Pangeran Pelangi membuka sedikit matanya dan melihat ke sekeliling. Sepertinya ia masih sangat mengantuk. Peri Tercantik tak sabar melihat Pangeran Pelangi yang masih setengah sadar. Maka ia segera membuka botol kristal beraroma wangi.
Tiba-tiba, keluarlah seorang anak kecil dari botol itu. Bunyi biola seketika berhenti. Anak itu terbang mendekat ke telinga Pangeran Pelangi, lalu bernyanyi dengan suara merdu. Ia bernyanyi tentang pertemuan Peri Tercantik dan Pangeran Pelangi di kolam istana Largee. Ia juga bernyanyi tentang janji Pangeran Pelangi untuk membebaskan Peri Tercantik dari kutukan Largee.
Ingatan Pangeran Pelangi pada Peri Tercantik seketika kembali lagi. Ia berlutut di depan gadis itu dan mencium tangannya.
Pada saat itu, lenyaplah kutukan atas Peri Tercantik dan Pangeran Pelangi. Perlahan, istana itu turun dan menapak tanah lagi. Dinding di ruangan itu terbuka dan tampaklah takhta emas yang dilapisi permata. Istana Pangeran Pelangi tak lagi dikutuk.
Tak lama kemudian, datanglah beberapa kereta kuda mewah. Pada kereta kuda pertama, duduklah ibu Pangeran Pelangi. Dia dengan lega dan bahagia memeluk puteranya. Pangeran Pelangi memperkenalkan Peri Tercantik pada ibunya. Ibu sang pangeran dan anggota kerajaan lainnya sangat menyukai Peri Tercantik yang sangat cantik dan sopan.
Ibu Pangeran Pelangi lalu membawa Pangeran Pelangi dan Peri Tercantik ke ibu kota kerajaan. Mereka disambut dengan gembira.
Pangeran Pelangi lalu diangkat menjadi raja baru dan disertai pesta meriah.
Raja Hungaria dijemput datang. Betapa bahagia dan terharunya ia saat melihat putrinya selamat.
Beberapa waktu kemudian Raja Pelangi menikah dengan Peri Tercantik. Pernikahan dirayakan dengan meriah. Raja Pelangi hidup bahagia dengan ratunya, Peri Tercantik. (tamat)
Raja Hungaria tidak memiliki anak selama bertahun-tahun. Namun suatu ketika, permaisuri melahirkan seorang putri sangat cantik. Raja Hungaria begitu kagum melihat kecantikan putrinya. Ia lalu menamakannya, Peri Tercantik.
Raja yang baik hati ini tak pernah menduga kalau nama putrinya ini menimbulkan iri hati bagi peri-peri di negeri itu. Setelah mendengar nama putri itu, para peri berkumpul. Mereka ingin menyiksa anak itu dan menyembunyikannya dari amta semua orang.
Peri tertua di negeri itu bernama Lagree. Ia sudah sangat tua sehingga hanya memiliki satu mata dan satu gigi tersisa. Giginya itu bahkan harus ia rekatkan dengan cairan penguat agar tidak tanggal.
Lagree bersedia melakukan rencana jahat para peri. Ia sangat pengalaman dan punya dendam pribadi. Maka suatu hari, ia berhasil menculik si Peri Tercantik.
Anak malang itu baru berusia tujuh tahun. Ia sangat ketakutan karena diculik oleh Lagree yang menakutkan. Ia bersama peri mengerikan ini selama satu jam dalam perjalanan bawah tanah.
Akhirnya, mereka pun tiba di sebuah istana yang sangat indah. Tamannya penuh bunga indah dan Peri Tercantik merasa lebih tenang. Ia juga sangat gembira karena kucing dan anjing peliharaannya mengikutinya.
Peri tua itu membawa Peri Tercantik ke sebuah kamar cantik.
“Ini akan menjadi kamarmu. Jangan biarkan api menyala terang di perapian!”
Lagree juga memberinya dua botol kaca. Botol yang satu berisi sebelah matanya, dan botol satunya berisi satu giginya.
“Kau harus menjaga air di kedua botol ini sebaik-baiknya. Jika airnya kosong, kau akan mendapat hukuman!”
Setelah berkata begitu, Lagree lalu hilang dari hadapan Peri Tercantik. Ia membiarkan Peri Tercantik menjelajah bebas di istana itu. Peri Tercantik juga tidak lagi takut, karena kedua tugas itu adalah tugas yang mudah baginya.
Beberapa tahun pun berlalu. Peri Tercantik mulai terbiasa dengan kehidupannya yang sepi. Ia mematuhi semua perintah Lagree dan perlahan-lahan mulai melupakan Raja Hungaria, ayahnya, dan istananya.
Suatu hari, saat lewat di dekat air mancur di kebun, ia melihat sinar matahari jatuh di atas permukaan air. Dari pantulan itu, muncullah pelangi yang sangat indah. Ia berdiri mengagumi pelangi itu. Tiba-tiba, ia mendengar suara pemuda yang berasal dari pusat sinar.
Suara itu memperkenalkan dirinya. Ia juga menceritakan asal usulnya dengan suara yang indah. Peri Tercantik menduga, pastilah pemuda itu juga sangat tampan.
“Namaku Pangeran Pelangi. Orangtuaku berhutang budi pada Peri Lagree yang kejam. Sebagai bayarannya, peri itu mengambil tubuhku selama beberapa tahun. Tubuhku disimpan dan dikurung di sebuah istana yang sulit ditemukan.”
Pangeran Pelangi mengaku ia nyaris putus asa karena tak berwujud. Namun kini ia gembira karena bisa berteman dengan Putri Peri Tercantik. Peri Tercantik sangat gembira mendengar kata-kata itu, karena selama ini tidak ada yang memberi perhatian padanya.
Pangeran Pelangi hanya bisa muncul dan bicara dalam bentuk Pelangi. Karena itu sangat penting baginya jika matahari bersinar di permukaan air sehingga memungkinkan terbentuk pelangi.
Sejak saat itu, Peri Tercantik selalu bertemu si Pangeran dalam bentuk pelangi. Ia senang sekali bercakap-cakap dengannya.
Suatu hari, karena terlalu lama bercakap-cakap, Peri Tercantik lupa menyalakan api di tungku sehingga api pun padam.
Lagree, saat dia kembali, segera melihat kelalaian Peri Tercantik. Ia senang karena akhirnya menemukan kesempatan untuk menghukum Peri Tercantik.
Ia menyuruh Peri Tercantik agar esok subuh meminta Locrinos untuk menyalakan api. Locrinos adalah monster kejam yang melahap semua orang yang ditemuinya. Ia sangat suka melahap gadis-gadis muda.
Peri Tercantik sangatlah patuh dan manis. Ia lalu pergi menemui Locrinos. Saat ia melewati hutan, seekor burung bernyanyi menyuruh Peri Tercantik mengambil kerikil yang bersinar yang akan dia temukan di dekat air mancur. Kerikil itu akan berguna saat dibutuhkan. Peri Tercantik melakukan saran dari burung itu.
Akhirnya Peri Tercantik tiba di rumah Locrinos. Untungnya hanya ada istrinya di rumah. Istri Locrinos sangat terkejut pada kecantikan Peri Tercantik. Ia begitu sopan dan manis. Istri Locrinos juga membawa kerikil yang bersinar.
Dia dengan mudah mengijinkan Peri Tercantik menyalakan api. Ia juga memberikan kerikil bercahaya itu pada Peri Tercantik. Ia berkata kerikil itu mungkin akan berguna suatu hari kelak. Istri Locrinos lalu membiarkan Peri Tercantik pergi.
Lagree terkejut karena Peri Tercantik berhasil meminta api. Sementara Peri Tercantik tak sabar ingin bertemu lagi dengan Pangeran Pelangi. Saat bertemu, ia menceritakan petualangannya kepada pangeran tak terlihat itu.
Pangeran Pelangi menjadi takut jika Peri Tercantik mendapat bahaya. Ia lalu menemukan cara agar sang Peri Tercantik bisa lebih mudah bertemu dengannya. Daripada bertemu di air mancur taman, Pangeran Pelangi menemukan tempat yang lebih mudah.
Peri Tercantik melaksanakan rencana pangeran pelangi. Setiap pagi, ia meletakkan sebuah baskom besar berisi air di ambang jendela kamarnya. Dengan begitu, sinar matahari turun di atas air baskom. Pelangi pun muncul, tampak sejelas ketika berada di air mancur.
Dengan ini, berarti mereka bisa bertemu tanpa melupakan api atau dua botol tempat Lagree tua menyimpan mata dan gigi pada malam hari. Untuk beberapa waktu, mereka berdua selalu asyik mengobrol setiap jam sinar matahari muncul.
Suatu hari, Pangeran Pelangi muncul dengan sedih. Ia baru saja diusir Lagree namun tak tahu harus pergi kemana. Peri Tercantik dan Pangeran Pelangi sangat sedih. Hari itu berarti adalah pertemuan mereka yang terakhir dengan bantuan sinar matahari. Mereka berharap masih bisa bertemu esok harinya.
Sayangnya, esok harinya, cuaca begitu gelap dan suram. Baru menjelang sore, matahari menembus awan selama beberapa menit. Peri Tercantik dengan bersemangat berlari ke jendela, tetapi ia malah menabrak baskom. Semua airnya tumpah.
Tidak ada air lain yang ada di tangan kecuali air di dua botol itu. Itulah satu-satunya kesempatan untuk bertemu dengan kekasihnya sebelum mereka berpisah. Tanpa berpikir panjang, Peri Tercantik membuka botol dan memasukkan airnya ke dalam baskom. Pelangi seketika muncul.
Perpisahan mereka sangat menyedihkan. Pangeran Pelangi berjanji akan berusaha agar mereka berdua terbebas dari kutukan.
Putri Peri Tercantik berjanji akan menantikan Pangeran Pelangi. Tak lama kemudian, pelangi pun lenyap.
Putri Peri Tercantik (Bag. 2)
Peri Tercantik memutuskan untuk pergi dari tempat itu dan menghadapi bahaya apapun. Ia segera berangkat, tanpa membawa apa-apa kecuali anjingnya, kucingnya, sebungkus murad, dan batu yang diberikan istri Locrinos kepadanya.
Ketika Lagree menyadari tawanannya lari, dia sangat marah dan mengejar Peri Tercantik. Gadis malang yang kelelahan itu, sedang berbaring dan tertidur nyenyak. Batu pemberian Locrinos telah berubah menjadi gua dan melindungi Peri Tercantik.
Anjing kecil Peri Tercantik menunggui majikannya di depan gua. Saat melihat Lagree terbang ke dekat situ, ia menggigit Lagree begitu parahnya sampai peri tua itu terhuyung-huyung ke sudut gua dan menjatuhkan giginya yang tinggal satu-satunya itu.
Sebelum rasa sakit Lagree pulih, Peri Tercantik terbangun dan melarikan diri. Rasa takutnya membuat ia bisa berlari cepat. Namun, beberapa waktu kemudian, kakinya lelah dan tak dapat melangkah lagi.
Peri Tercantik akhirnya beristirahat lagi. Saat ia tertidur, tangkai murad yang ia bawa menyentuh tanah. Seketika, seekor bangau hijau tidur melintang di sekelilingnya, berharap si Peri Tercantik bisa tidur dengan tenang.
Setelah pulih dari rasa takutnya, Lagree mengejar Peri Tercantik lagi. Kali ini, ia bertekad tak akan membiarkan Peri Tercantik lolos. Ia lalu menemukan Peri Tercantik yang sedang tertidur.
Ketika melihat Lagree, kucing Peri Tercantik melompat dari salah satu dahan pohon. Ia melompat menyambar wajah Lagree. Mata Lagre satu-satunya terkena cakar kucing itu sehingga ia tak bisa melihat.
Peri Tercantik kini punya kesempatan untuk melarikan diri lagi. Walau Lagree sudah tak bisa melihat, Peri Tercantik tetap takut ditangkap lagi. Ia terus berlari sampai akhirnya lemas karena lapar dan haus.
Ketika ia nyaris kehabisan tenaga, Peri Tercantik melihat sebuah rumah bercat hijau dan putih yang cantik. Sekuat tenaga ia berusaha mencapai rumah itu. Di depannya, seorang wanita cantik berpakaian warna hijau dan putih seperti rumahnya.
Ia menyambut ramah Peri Tercantik yang nyaris pingsan itu. Wanita cantik itu memberinya makan malam yang lezat, dan menyediakan kamar tidur nyaman untuk ia beristirahat malam itu.
“Kamu telah mendapat banyak sekali kesusahan. Akan tiba waktunya kau mendapatkan keinginanmu,” kata wanita cantik itu pada Peri Tercantik.
Keesokan harinya, Peri Tercantik bermaksud melanjutkan perjalanan. Ia memberikan sebutir kacang pada Peri Tercantik.
“Bukalah kacang ini di saat kamu berada dalam bahaya,” pesannya.
Peri Tercantik menerima kacang itu dan melanjutkan perjalanannya. Ketika merasa sangat kelelahan, ia kembali melihat rumah putih hijau lagi. Seorang wanita cantik yang persis dengan yang sebelumnya, kembali mengijinkan ia mampir dan memberinya makan. Kali ini, Peri Tercantik diberikan sebuah delima emas.
Esok paginya, Peri Tercantik harus melanjutkan perjalanannya. Di saat ia merasa hampir pingsan, untuk ketiga kalinya ia melihat rumah putih hijau. Wanita cantik yang serupa juga menyambut dan merawatnya dengan baik.
Ternyata, ketiga rumah itu adalah milik tiga wanita bersaudara. Mereka memiliki benda-benda anugerah peri. Pekerjaan mereka adalah membantu orang-orang malang yang dibuat menderita oleh Lagree. Mereka lembut dan baik hati. Mereka menghibur orang-orang malang yang lewat itu untuk tetap bersemangat karena masalah mereka pasti ada jalan keluarnya.
Wanita cantik ketiga ini memberikan sebotol parfum pada Peri Tercantik. “Bukalah hanya pada saat kau dalam bahaya,” pesannya.
Peri Tercantik mengucapkan terimakasih dan melanjutkan perjalanan. Ia merasa lebih bersemangat.
Setelah berjalan beberapa jam, ia tiba di sebuah hutan yang penuh dengan cairan lembut dan aroma harum. Beberapa langkah kemudian, ia melihat sebuah kastil perak yang tergantung indah. Kastil itu diikat dengan rantai perak di empat pohon besar yang tumbuh di empat penjuru arah.
Angin sepoi-sepoi membuat kastil yang tergantung sedikit di atas tanah itu bergerak perlahan. Peri Tercantik ingin sekali masuk ke dalamnya. Namun kastil itu tampaknya tak punya pintu maupun jendela.
Dengan agak ragu, Peri Tercantik lalu membuka sebutir kacang pemberian wanita cantik pertama. Seketika, keluarlah seorang pelayan kecil yang terbang ke teras kastil. Ia lalu menjulurkan seuntai rantai perak dari sabuknya. Di ujung rantai, terdapat kunci emas kecil.
Peri Tercantik segera memanjat rantai perak itu. Setiba di atas istana, pelayan kecil itu menarik tangan Peri Tercantik. Pelayan kecil itu lalu menghilang. Putri Tercantik segera membuka pintu kastil dan masuk ke dalamnya.
Bagian dalam istana itu sangat megah. Bintang-bintang dari emas dan permata menghiasi langit-langit istana. Ruangan itu tampak terang. Di tengah ruangan itu, ada sebuah sofa terbungkus kain lebar warna pelangi. Sofa itu tergantung di tali emas sehingga berayun mengikuti gerakan istana gantung. Siapapun yang tidur di atas sofa itu pasti tertidur nyenyak.
Di sofa yang anggun itu, tampak terbaring seorang pangeran. Ia tertidur sangat nyenyak. Peri Tercantik langsung tahu, kalau itu adalah Pangeran Pelangi. Di tempat itulah ia ditahan sejak ia menghilang.
Peri Pelangi menceritakan perjalanannya yang sulit saat lari dari istana Largee. Namun sayangnya, walau berulang kali ia bercerita dengan suara keras, Pangeran Pelangi tetap tidur dengan nyenyak. Ia samasekali tak mendengar suara Peri Tercantik.
Karena putus asa, Peri Tercantik lalu membuka delima emas pemberian wanita cantik kedua. Begitu delima itu terbuka, keluarlah dari dalamnya sebuah biola kecil. Biola itu terbang ke atap berkubah sambil mengeluarkan musik yang indah.
Pangeran Pelangi membuka sedikit matanya dan melihat ke sekeliling. Sepertinya ia masih sangat mengantuk. Peri Tercantik tak sabar melihat Pangeran Pelangi yang masih setengah sadar. Maka ia segera membuka botol kristal beraroma wangi.
Tiba-tiba, keluarlah seorang anak kecil dari botol itu. Bunyi biola seketika berhenti. Anak itu terbang mendekat ke telinga Pangeran Pelangi, lalu bernyanyi dengan suara merdu. Ia bernyanyi tentang pertemuan Peri Tercantik dan Pangeran Pelangi di kolam istana Largee. Ia juga bernyanyi tentang janji Pangeran Pelangi untuk membebaskan Peri Tercantik dari kutukan Largee.
Ingatan Pangeran Pelangi pada Peri Tercantik seketika kembali lagi. Ia berlutut di depan gadis itu dan mencium tangannya.
Pada saat itu, lenyaplah kutukan atas Peri Tercantik dan Pangeran Pelangi. Perlahan, istana itu turun dan menapak tanah lagi. Dinding di ruangan itu terbuka dan tampaklah takhta emas yang dilapisi permata. Istana Pangeran Pelangi tak lagi dikutuk.
Tak lama kemudian, datanglah beberapa kereta kuda mewah. Pada kereta kuda pertama, duduklah ibu Pangeran Pelangi. Dia dengan lega dan bahagia memeluk puteranya. Pangeran Pelangi memperkenalkan Peri Tercantik pada ibunya. Ibu sang pangeran dan anggota kerajaan lainnya sangat menyukai Peri Tercantik yang sangat cantik dan sopan.
Ibu Pangeran Pelangi lalu membawa Pangeran Pelangi dan Peri Tercantik ke ibu kota kerajaan. Mereka disambut dengan gembira.
Pangeran Pelangi lalu diangkat menjadi raja baru dan disertai pesta meriah.
Raja Hungaria dijemput datang. Betapa bahagia dan terharunya ia saat melihat putrinya selamat.
Beberapa waktu kemudian Raja Pelangi menikah dengan Peri Tercantik. Pernikahan dirayakan dengan meriah. Raja Pelangi hidup bahagia dengan ratunya, Peri Tercantik. (tamat)
Source | : | dok. Majalah Bobo,Dongeng Hungaria |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR